Kongres PSSI Sulbar Ricuh, Masalah Askab Mateng dan Mamuju jadi Pemicu
PASANGKAYU--Pimpinan sidang kongres PSSI Sulawesi Barat tahun 2021 baru saja membacakan tata tertib proses pemilihan, Syamsul Samad justru memilih mundur dari kontestasi pemilihan ketua PSSI Sulawesi Barat periode 2021-2025. Panitia Kongres PSSI dinilai tidak fair dan bertindak di luar ketentuan khususnya menyikapi persoalan di dua Askab (Asosiasi Kabupaten) Mamuju dan Mateng.
Dua poin utama yang jadi pertimbangan Syamsul Samad untuk memilih mundur. Pertama, keputusan panitia kongres yang mem-Plt-kan Askab Mateng yang menurut informasinya selama ini dipimpin oleh Aras Tammauni. Aneh bagi Syamsul, sebab keputusan tersebut baru dikeluarkan jelang pelaksanaan kongres. Terlebih selama ini Askab Mateng terhitung aktif dalam keikursertaannya di kegiatan PSSI Sulawesi Barat.
Kedua, panitia kongres yang mengakomodir pengunduran diri Plt Askab Mamuju. Legitimasi pendunduran diri Plt Askab Mamuju itu yang kemudian disoal Syamsul. Bagi dia, bagaimana mungkin pengunduran diri yang bersangkutan itu punya kekuatan hukum sementara pernyataan mundurnya hanya disampaikan melalui pesan singkat, WhatsApp.
Kongres PSSI Sulbar Tahun 2021. (Foto/Manaf Harmay)
Benar, bahwa saat kongres berlangsung, pimpinan sidang langsung mengkonfirmasi pengunduran diri tersebut lewat sambungan telepon. Meski begitu, legitimasi pengunduran diri tersebut tetap jadi poin utama yang dipertanyakan Syamsul.
Plt Askab Mamuju saat dihubungi di tengah kongres membenarkan pernyataan mundur tersebut. Di saat bersamaan juga menyerahkan segala hal tentang PSSI ke Asprov (Asosiasi Provinsi).
Dua kejanggalan di atas bagi Syamsul cukup membuktikan bahwa pelaksanaan kongres PSSI Sulawesi Barat tahun 2021 itu telah menciderai prinsip fair play, obyektif, profesional, serta prinsip saling menghargai.
"Tetapi dalam prosesnya ini prinsip itu saya tidak melihatnya sama sekali. Sehingga saya mohon maaf, saya putuskan untuk tidak terlibat, ikut dalam proses yang faktanya terjadi seperti ini," tegas Syamsul dengan suara yang sedikit bergetar.
Di hadapan sejumlah pemilik hak suara, serta beberapa tamu undangan yang sempat hadir, Syamsul menyayangkan langkah panitia kongres dengan segala keputusannya di atas. Bagi dia, tindakan seperti itu tak lebih dari aksi menjegal niatnya untuk memperbaiki PSSI, memperbaiki dunia sepak bola di Provinsi ke-33 ini.
Besar harapan Syamsul agar seluruh insan sepak bola di Sulawesi Barat mengevaluasi dengan benar Kinerja PSSI selama ini. Termasuk mengevaluasi pelaksanaan kongres PSSI Sulawesi Barat yang digelar di ujung utara Provinsi Sulawesi Barat itu.
"Saya datang, membangun sepak bola, memperbaiki sepak bola dan memperbaiki demokrasi di PSSI. Biarkanlah saya memilih berada di luar. Tapi saya titipkan, tolong pengurus Asprov PSSI yang akan datang agar tetap hadir di tengah-tengah klub yang membutuhkan kita. Bukan hadir pada saat kongres saja," sambung pria asli Polman itu.
"Izinkan saya berada di luar PSSI. Sebab bagi saya, sepak bola di atas segala-galanya. Tidak di PSSI-pun saya tetap akan eksis di sepak bola," pungkas Syamsul Samad.
Nyaris Berujung Bentrok
Tak berselang lama usai Syamsul menegaskan pernyataan mundur dari seluruh proses kongres, sejumlah orang tak dikenal lantas memasuki arena kongres. Kerumunan orang dalam waktu singkat tiba-tiba berkumpul di bagian depan aula hotel Nerly; tempat pelaksanaan kongres.
Kongres PSSI Sulbar Sempat Ricuh. (Foto/Istimewa)
Ketegangan pun terjadi. Aksi saling dorong nyaris berujung bentrok terjadi. Beruntung, panitia kongres, serta sejumlah pihak lainnya berhasil menyudahi ketegangan yang bahkan berlanjut di luar ruangan.
Penjelasan PSSI Sulbar
Tentang dua persoalan di atas, penjelasan datang dari mantan sekretaris PSSI Sulawesi Barat, Jufri. Kepada WACANA.Info, Jufri menjelaskan, SK kepengurusan Askab Mateng memang telah lama tak berlaku. Hingga PSSI merasa perlu untuk mem-Plt-kan jabatan yang informasinya telah sekian lama diduduki oleh Aras Tammauni, pria yang juga Bupati Mateng itu.
"Itu sudah lama SK-nya tidak berlaku. Sudah kadaluarsa. Maka diperintahkanlah Hasrat untuk mengisi kekosongan itu," papar Jufri.
Dari penjelasan Jufri, orang-orang di balik Askab Mateng sebenarnya aktif dalam setiap agenda PSSI Sulawesi Barat. SK-nya saja yang memang sudah tidak aktif, kadaluarsa. Kata Jufri, mem-Plt-kan Askab Mateng sudah diberlakukan sejak bulan Juni tahun 2021. Bukan di jelang pelaksanaan kongres.
"SK-nya yang memang sudah tidak aktif. Sudah tidak berlaku. Kalau di Mateng di Plt-kan itu sudah lama, kalau tidak salah sejak bulan enam. Itu setelah seleksi nasional, seleksi Timnas dulu yang digelar di Pasangkayu. Kita musyawarah sama Pak Ketua dan beberapa Exco dan disuruhlah Hasrat berkomunikasi ke sana, ke Mateng," beber dia.
Ditanya tentang hasil komunikasi yang dilakukan Hasrat ke Askab Mateng, Jufri mengaku tak tahu menahu.
Mantan Sekjen PSSI Sulbar, Jufri. (Foto/Manaf Harmay)
"Itu yang saya tidak bisa jelaskan masalah komunikasinya seperti apa, karena Hasrat sendiri yang langsung ke sana," cetus Jufri.
Pengunduran diri Plt Askab Mamuju sebut Jufri, sudah punya legitimasi. Kata dia, pernyataan mundur dari yang bersangkutan telah ditandatangani, dan diperkuat dengan konfirmasi langsung via sambungan telepon .
"Tadi yang bersangkutan sudah mengucapkan pengunduran dirinya pertanggal 22 November 2021. Ini memang dianggap seolah-olah direkayasa. Karena mereka minta dikonfirmasi langsung, makanya kita sudah lakukan konfirmasi itu. Sudah ada surat pengunduran dirinya memang. Karena dia di Makassar, memang hanya lewat WhatsApp. Dan itu ditandatangani," urai Jufri.
Selain menyatakan mundur, Jufri juga menyebut segala hal tentang Askab Mamuju di forum kongres di serahkan ke Asprov. Asprov pun menyikapinya dengan mem-Plt-kan salah seorang Asprov.
"Yang dipersoalkan kemudian adalah sah tidaknya suaranya kan ?. Sebenarnya itu bisa didiskusikan. Kalau pemilik suara, voter's menyatakan itu tidak sah, yah tidak sah. Tidak bisa memilih. Hanya, Plt itu berlanjut. Tugasnya berat. Dia harus melaksanakan kongres pemilihan di kabupaten yang bersangkutan," demikian penjelasan Jufri.
Dengan mundurnya Syamsul Samad dari seluruh tahapan kongres PSSI Sulawesi Barat tahun 2021 itu, Agus Ambo Djiwa pun secara aklamasi terpilih kembali untuk memimpin PSSI di Provinsi Sulawesi Barat. (Naf/A)