Lebih Dekat dengan Dua Calon Ketua PSSI Sulbar

Wacana.info
(Foto/Istimewa)

MAMUJU--Kongres PSSI Sulawesi Barat direncanakan bakal digelar di Pasangkayu, 25 November 2021. Hasil penjaringan dan verifikasi bakal calon ketua PSSI Sulawesi Barat, Komite Pemilihan Asprov PSSI Sulawesi Barat menetapkan dua nama yang dinyatakan lulus, masing-masing Agus Ambo Djiwa dan Syamsul Samad.

Seperti yang kita tahu, Agus Ambo Djiwa adalah sosok incumbent di kontestasi PSSI Sulawesi Barat. Sementara Syamsul dikenal sebagai figur dengan segudang pengalaman di dunia persepakbolaan di provinsi ke-33 ini, sebagai pemain maupun peran-peran di balik layar lainnya.

Sebelum ke arena kongres, ada baiknya untuk mengetahui sederet pengalaman sepak bola dari kedua sosok tersebut. Paling tidak jadi gambaran singkat tentang apa yang telah dilakukan baik oleh Agus maupun Syamsul untuk perkembangan dunia sepak bola di Sulawesi Barat.

Berdasarkan data yang diterima WACANA.Info, Agus Ambo Djiwa sempat menduduki jabatan ketua Askab PSSI Kabupaten Pasangkayu. Politisi PDI Perjuangan yang mantan Bupati Pasangkayu itu pun tercatat sempat menahkodai Persimatra. Agus yang juga Ketua PSSI Sulawesi Barat periode 2017-2021 itu juga menduduki posisi yang terbilang cukup bergengsi di dunia sepak bola. Berdasarkan Inpres Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional, PSSI mempercayakan Agus sebagai Ketua Komite ad-Hoc Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional (KP3N-PSSI).

"Intinya kan kita ingin memajukan sepak bola di Sulbar ini. Yang harus menjadi catatan kita, kelemahan kita ini kan kurangnya perhatian pemerintah, khususnya di liga dan sebagainya. Makanya orang yang jadi ketua itu yah harus bisa membiayai kegiatan-kegiatan sepak bola. Bukan karena hanya karena da sesuatu. Orang yang jadi ketua itu harus siap membiayai semua kegiatan PSSI," ucap Agus Ambo Djiwa kepada WACANA.Info, Minggu (14/11) malam.

Agus Ambo Djiwa. (Foto/Net)

Dihubungi via sambungan telepon, Agus juga berharap dukungan dari seluruh stake holder untuk secara bersama-sama bergerak dalam upaya meningkatkan prestasi sepak bola di Sulawesi Barat. PSSI, kata dia, tak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan dari berbagai pihak.

"Tentu harapannya ada dukungan dari semua pihak. Baik pemerintah, pelaku, klub, semua harus terlibat. Penting agar sepak boa di Sulbar bisa memberikan sumbangsih terhadap dunia sepak bola nasional," sambungnya.

Agus menegaskan, di periode kepemimpinannya, seluruh kegiatan PSSI di Sulawesi Barat telah berjalan sebagaimana mestinya. Mulai dari pelatihan wasit, pelatihan pelatih, dan ragam kegiatan lainnya.

"Kegiatan liga kita laksanakan, nah itu kegiatan umum yang telah kita laksanakan. Tapi dalam pembinaan, tentu bukan hanya jadi tanggung jawab PSSI semata. Ini harus ada dukungan moril dari semua stake holder. Termasuk dari pemerintah, klub dan sebagainya. PSSI hanya memfasilitasi, mana pemerintah daerah yang mau memajukan dunia sepak bolanya, PSSI dalam hal ini organisasi yang membidangi olah raga sepak bola, PSSI tentu punya tanggung jawab untuk bekerja sama dengan pemerintah. Tugas kita yah memfasilitasi," begitu kata Agus Ambo Djiwa.

Syamsul Samad pun punya latar belakang sepak bola yang tak kalah menterengnya. Ia tercatat masih menjadi direktur ASA FC. Sulawesi Barat sejak 2015, menjadi Ketua Umum PS. Kompas Pambusuang sejak 2010, direktur Balanipa United sejak 2015, serta ketua umum Polman All Star sejak tahun 2019. Tak sampai di situ saja, Syamsul yang Ketua Komisi I DPRD Sulawesi Barat itu pun sempat membawa ASA FC. Sulawesi Barat dalam keikutsertaannya di liga nusantara (kini liga 3) di Gorontalo tahun 2014, klub yang sama juga ia komandoi dalam keikutsertaannya di turnamen Habibe Cup di Pare-Pare tahun 2015, membawa Balanipa United di Sulbar Cup di Mamuju tahun 2015. Termasuk keikutsertaan ASA FC. Sulawesi Barat di turnamen Kapolres Cup di Majene tahun 2014, Mega Mas Cup I di Polman pada tahun 2011 dengan membawa klub PS. Kompas, klub yang sama juga ia bawa untuk ikut ambil bagian di turnamen Asri Anas Cup tahun 2012, Krismuda Cup tahun 2018, serta Tammangalle Cup tahun 2018 yang kesemuanya digelar di Polman. Di tahun 2020, Syamsul Samad juga jadi manager untuk Polman All Star di liga silaturrahmi  U35-U40 yang dihelat di Polman.

Syamsul Samad. (Foto/Istimewa)

Syamsul Samad sendiri dalam keterangannya mengaku prihatin dengan potensi besar sepak bola i Sulawesi Barat yang selama ini seolah tak mendapat perhatian dari asosiasi. Tak terurus dengan baik, menurutnya. Menurutnya, itu dibuktikan dengan banyaknya talenta brillian sepak bola Sulawesi Barat, dengan kualitas di atas rata rata yang justru dimanfaatkan oleh daerah lain.

"Kesemuanya terjadi karena kurang maksimalnya PSSI dalam mewadahi seluruh potensi sepak bola di Sulbar. Sebagai mantan pemain bola yang sampai hari ini masih aktif menjadi manager dan sponsor kegiatan sepak bola di beberapa klub dan kegiatan sepak bola, tentu saya sangat prihatin dengan kondisi seperti sekarang," urai Syamsul Samad.

Hal yang juga jadi pelecut semangat Syamsul untuk merebut kursi Ketua PSSI Sulawesi Barat adalah buruknya prestasi Sulawesi Barat di kancah sepak bola nasional. Kata dia, di level PON, tim sepak bola Sulawesi Barat hanya mampu berbicara sampai di Pra PON saja. 

"Itu tamparan buat PSSI Sulbar. Dan harap dicatat, jika saya terpilih (sebagai ketua PSSI Sulawesi Barat), tim sepak bola Sulawesi Barat tak sampai ke PON, saya akan mundur. Tim sepak bola Sulbar harus sudah berlaga di PON," pungkas Syamsul Samad. (Naf/A)