Humaniora

Moderasi Beragama; Jangan Terlalu Lama di Ruang Sosialisasi

Wacana.info
Suraida Suhardi. (Foto/Istimewa)

MAJENE--"Perilaku intoleran tidak hanya menggerus citra agama, tapi juga turut merusak otoritas yang ada seperti budaya bahkan bisa melahirkan ketidakpercayaan pada pemerintahan karena fanatisme berlebihannya pada pemahamannya terhadap teks agama,". Hal itu disampaikan Ketua DPRD Sulawesi Barat, Suraidah Suhardi dalam forum dialog yang dipusatkan di STAIN Majene, Senin (15/07).

Di hadapan sejumlah mahasiswa STAIN Majene yang hadir, Suraidah menjelaskan, prilaku intoleran menyimpan potensi besar menggerus otoritas di berbagai bidang. Tanpa pandangan moderat, pintu disintegrasi bangsa terbuka lebar. 

"Tanpa sikap moderat, pintu gesekan sosial mudah terbakar, tanpa sikap moderat secara komunal, kita mudah menyalahkan kelompok lain. Makanya, isu moderasi beragama ini jangan berputar terlalu lama di ruang diskursus dan sosialisasi saja," Suraidah, ketua Orwil ICMI Sulawesi Barat itu menambahkan.

Forum dialog tersebut merupakan hasil kolaborasi DPRD Sulawesi Barat bersama ICMI Orwil Sulawesi Barat. Dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya toleransi dalam menjaga harmonisasi sosial.

(Foto/Istimewa)

"Harapannya agar seluruh elemen masyarakat Sulawesi Barat dapat lebih waspada dan proaktif dalam menjaga toleransi serta memerangi segala bentuk diskriminasi dan intoleransi yang dapat merusak keutuhan sosial," tutup Suraidah Suhardi.

Di kesempatan yang sama, Ketua STAIN Majene, Prof. Washilah yang menyatakan bahwa kegiatan tersebut sejalan dengan agenda-agenda yang ada di STAIN Majene. Kata dia, isu toleransi dan keberagamaan memang jadi salah satu poin utama yang diperjuangkan oleh STAIN.

"Kami sangat mendukung kegiatan ini karena sejalan dengan misi kami untuk mempromosikan toleransi dan keberagaman di tengah masyarakat," sumbang Prof. Washilah. (*/Naf)