Advertorial

Dongkrak Kualitas Pendidikan Butuh Kepedulian Bersama

Wacana.info
(Foto/Dinas Kominfo, Persandian dan Statistik)

MAMUJU--Gedung untuk kantor Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Provinsi Sulawesi Barat diresmikan oleh Dirjen Guru, Tenaga Kependidikan dan Pendidikan Guru (GTK PG), Kemdikdasmen, Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd, Selasa (17/06). Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka menyebut, pengingkatan kualitas pendidikan di daerah butuh keberpihakan dari banyak pihak.

Gubernur Suhardi Duka mengakui kualitas pendidikan di Sulawesi Barat masih rendah. Hal yang cukup memprihatinkan mengingat pergerakan zaman yang menghendaki perbaikan kualitas pendidikan manusia.

"Karena rendahnya kualitas pendidikan, maka semakin sulit untuk berkompetisi, maka semakin sulit untuk mendapatkan peluang dan pengaruh baik secara nasional, maupun secara global tentunya nanti," beber Suhardi Duka.

Di sisi lain, Bupati Mamuju dua periode itu tak setuju pada asumsi rendahnya kualitas pendidikan di Sulawesi Barat itu menjadikan masyarakat bodoh. Meski statistik mencatat kualitas pendidikan di provinsi ke-33 ini betengger di urutan ketiga terendah secara nasional.

Kata Suhardi, sistem yang ada saat ini dan kurangnya kepedulian terhadap pendidikan dari pihak lain yang membuat kualitas pendidikan di Sulawesi Barat menjadi rendah. 

"Saya adalah hasil pendidikan pendidikan kabupaten Mamuju. Saya SD di Mamuju, SMP di Mamuju, SMA di Mamuju, dan saya bersaing di perguruan tinggi negeri di kampus Universitas Hasanuddin, S2 saya dan S3 saya di Unair. Saya dengan jenjang pendidikan yang baik, saya bisa jadi ketua DPRD, saya bisa jadi bupati, bisa jadi anggota DPR RI, dan sekarang bisa jadi gubernur. Jadi secara azasi, orang Sulbar tidak bodoh," ujar dia.

Suhardi Duka yang anggota DPR RI periode 2029-2024 itu kembali menegaskan komitmennya bersama Wakil Gubernur, Salim S Mengga untuk sektor pendidikan sebagai salah satu prioritas pembangunan. Salah satunya dengan meningkatkan kualitas para guru. 

Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, kata Suhardi, telah bekerjasama dengan PGRI dan IGI untuk meningkatkan kualitas guru di daerag. Guru SMA dan SMK yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi.

"Dan hari ini, baru saya dapat pemahaman yang lebih bahwa ternyata ada balai atau kantor guru dan tenaga kependidikan yang bisa kita kerjasama dalam rangka meningkatkan kualitas guru. Tinggal bapak (Kepala Kantor GTK Sulawesi Barat) buka, bidang mana yang bisa kita kerjasamakan. Kami siap support dari APBD, tapi lebih bagus jika dukungan anggaran dari pusat lebih besar,” terangnya.

"Gedung baru, ok. Semangat baru, ok, prestasi baru juga akan mengiringinya," demikian Suhardi Duka.

Sementara itu, Prof. Dr. Nunuk Suryani berharap, gedung yang baru saja diresmikan itu tidak hanya sekadar menjadi bangunan yang mewah saja. Ia menitip pesan agar gedung dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk mewujudkan salah satu asta cita Presiden Prabowo yang ke empat yakni sumber daya manusia (SDM) yang unggul menuju Indonesia emas tahun 2045.

Kata dia, mustahil mewujudkan SDM yang unggul jika pada ujung tombak dalam ikhtiar itu; guru tak berkompeten atau tidak berkualitas. Nunuk Suryani pun mengaku bakal berkontribusi semaksimal mungkin agar SDM guru di Sulawesi Barat dapat meningkat.

Kepada Gubernur Suhardi Duka, Nunuk Suryani menguraikan sejumlah program yang telah mewujud di Sulawesi Barat. Salah satunya adalah mendata guru-guru yang jenjang pendidkannya belum S1/D4. Saat ini pihaknya sedang melakukan proses untuk memberikan bantuan beasiswa untuk penuntasan S1/D4. 

"Sehingga harapannya tahun ini, guru-guru yang masih belum S1/D4 bisa menyelesaikan atau terdaftar dalam program itu kemudian di tahun berikutnya dia bisa mengikuti pendidikan profesi guru dan pada akhirnya guru tersebut sejahtera," terangnya.

Menuntut kompetensi guru, kesejahteraan mereka yang mesti diperhatikan. Masih oleh Nunuk Suryani, jika para guru sejahtera, adalah hal yang sangat wajar untuk menuntut guru yang berkompetensi.

"Dan ini menjadi pekerjaan besar kami untuk kesejahteraan guru tersebut. Karena memang negara belum mampu memberikan kesejahteraan bagi semua guru. Tapi upaya itu terus kami lakukan misalnya dengan penuntasan pendidikan profesi guru," urai dia.

Dalam catatannya, masih ada 800 Ribu guru di Indonesia (termasuk yang ada di Sulawesi Barat) yang belum mengantongi sertifikasi pendidik. Hadirnya GTK Provinsi Sulawesi Barat, proses verifikasi guru-guru tersebut bisa dilakukan secara maksimal. Termasuk mendorong dan mengajak para guru yang belum bersertifikasi pendidik untuk ikut pelatihan atau pendidikan profesi guru. (*/Naf)