Humaniora

Menyoal Hadirnya Landmark Sebagai Identitas Daerah

Wacana.info
(Foto/Manaf Harmay)

MAMUJU--Bagi seorang fotografer profesional, objek jadi hal yang sangat penting. Objek jadi pusat perhatian dan ingin diabadikan dalam sebuah foto, ia bisa berupa manusia, hewan, benda, pemandangan, atau bahkan peristiwa.

Poin yang jadi salah satu penekanan yang mencuat dalam sharing session yang diinisiasi instanusantara Sulawesi Barat; sebuah komunitas fotografi. Kegiatan tersebut dipusatkan di Ngalo Rock Cafe dan menghadirkan ketua umum instanusantara Indonesia, Imran Rosadi.

Di hadapan puluhan fotografi lokal yang sempat hadir, Imran menyebut, penting bagi satu daerah memiliki objek foto yang menarik. Dalam bahasanya, hadirnya landmark sebagai satu identitas di daerah bakal menjadi magnet bagi fotografer profesional dari berbagai daerah.

"Sekarang pertanyaannya, apa landmark yang ada di Sulbar ?. Kalau saya melihatnya, belum ada yang benar-benar mampu menggambarkan kekhasan daerah ini," ujar Imran Rosadi, Sabtu (14/06).

Ia pun berharap, komunitas fotografi yang ada di Sulawesi Barat mampu mendorong hadirnya landmark yang dimaksud. Sebab, akan datang berbagai manfaat bagi daerah jika landmark yang dimaksud telah benar-benar mampu menarik fotografer dari luar daerah.

"Sebut saja masjid terapung yang ada di Palu. Atau Borobudur. Serta beberapa landmark di daerah lainnya. Saat banyak fotografer yang mengabadikan berbagai angle di landmark itu, publik luar akan dengan mudah memperoleh informasi seputar daerah itu," beber Imran, traveling fotografer itu.

Ketika landmark telah menjadi pusat perhatian, baik bagi wisatawan lokal maupun dari luar daerah, pemerintah daerah maupun bagi masyarakat sudah barang tentu bakal merasakan manfaat ekonominya. Kunjungan wistawan meningkat, penerimaan pendapatan daerah pun ikut terdongkrak.

"Makanya bagi saya yang sering berkunjung ke berbagai daerah, penting memang adanya landmark yang menarik. Landmark yang bisa menjadi identitas bagi satu daerah," pungkas Imran Rosadi. (*/Naf)