Meski Berat, Menambah Utang Bukan Opsi

MAMUJU--Bukan perkara yang mudah bagi Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Sulawesi Barat, Salim S Mengga di awal kepemimpinannya di provinsi ke-33 ini. Belum apa-apa, keduanya mesti dihadapkan pada beratnya tantangan fiskal tahun anggaran 2025.
Hal tersebut dipastikan ikut mempengaruhi optimalisasi program kegiatan yang sejak jauh hari telah tersusun rapih dalam visi misi yang diusung oleh Suhardi Duka dan Salim S Mengga. Walau dimungkinkan, pantang bagi pemerintah daerah untuk melewati tantangan itu dengan opsi mengambil utang baru. meski ditawari opsi tersebut oleh pemerintah pusat.
"Sulbar sudah dua kali meminjam ke SMI. Cicilannya masih berat dan belum lunas. Saat saya minta dijadwal ulang, justru disarankan menambah utang. Saya tolak. Lebih baik kita bayar dan lunas dalam tiga tahun ke depan," ujar Gubernur Suhardi Duka.
Berdasarkan data resmi dari Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), total beban mencapai Rp 384 Miliar. Angka tersebut terdiri dari:
Komponen Beban Fiskal Sulbar 2025:
1. Pembayaran pokok pinjaman ke SMI: Rp 99,4 Miliar
2. Bunga pinjaman: Rp 8,7 Miliar
3. Penyesuaian Dana Transfer (DAK) yang ditarik pusat: Rp 130,2 Miliar
4. Pengurangan belanja karena asumsi retribusi daerah & SiLPA 2024 tidak tercapai: Rp 145,7 Miliar
"Terus dari mana kita bisa membangun ?, main sulap ?, Hehe," sambung Suhardi Duka sambil berkelakar.
Di tengah keterbatasan di atas, Gubernur Suhardi Duka memberi garansi akan kejelasan arah pembangunan strategis. Pemerintah, kata dia, tetap memfokuskan anggaran pada program-program prioritas yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
"Sudah dua dekade sampah daerah diangkut, tapi pernahkah satu mobil sampah dikirim ke kabupaten ?. Tahun ini, kita bantu," ungkapnya.
Beberapa program yang secara langsung menyentuh kepentinganya masyarakat juga telah dan bakal direalisasikan. Seperti jaminan BPJS gratis, pengembangan peternakan, bantuan bibit pertanian, dan peningkatan infrastruktur dasar. (*/Naf)