JSM dan Abdul Rahim yang Dipertemukan Kembali

POLMAN--Panggung politik bertajuk Pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Barat tahun 2024 adalah momentum yang mempersatukan kembali dua tokoh politik asal Polman, Abdul Rahim dan Mayor Jenderal TNI (Purn.) Salim S. Mengga (JSM). Pemilihan serentak tahun ini seolah jadi ajang reuni antara kedua tokoh tersebut.
"Kalau ada yang bilang Pak Jendral tidak muda lagi, maka saya katakan justru dengan di usianya sekarang kepemimpinan seperti beliau yang dibutuhkan Sulbar, karena tidak akan korupsi," ujar Abdul Rahim dalam orasi politiknya di ajang kampanye terbatas pasangan gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Barat Suhardi Duka (SDK) dan JSM di Katumbangan Lemo, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polman, Selasa (15/10).
Bukan berlebihan jika menyebut Abdul Rahim punya kedekatan tersendiri dengan JSM. Di gelaran Pemilihan bupati dan wakil bupati Polman tahun 2018 silam, Abdul Rahim yang juga anggota DPRD Sulawesi Barat itu didaulat sebagai juru bicara pasangan calon bupati dan wakil bupati Polman tahun 2018, JSM-Marwan.
Sulawesi Barat, kata Rahim, butuh memimpin yang jujur, berintegritas dan jauh dari praktek korupsi. Dirinya percaya, semua kriteria itu ada di duet SDK-JSM. SDK mantan anggota DPR RI diyakini bakal mampu membawa perubahan positif bagi Sulawesi Barat.
"Jadi sudah tahu caranya. Makanya daerah yang kita cintai ini tidak bisa maju karena pemimpin kita banyak tidak tahu cari uang di Jakarta. Dalam pikirannya habiskan uang di daerah," papar Abdul Rahim, politisi Partai NasDem itu.
Di kesempatan yang sama, JSM menegaskan komitmennya untuk memperkuat model pengawasan internal di lingkungan pemerintahan jika ia dan SDK diberi amanah sebagai kepala daerah.
Kampanye Pertemuan Terbatas SDK-JSM di Katumbangan Lemo, Campalagian, Polman. (Foto/Istimewa)
"Kalau kau salah, saya akan masukan ke penjara. Mau ana'u, mau luluare'u (biar anak atau saudara saya). Tidak ada kompromi," tegas JSM di hadapan ratusan masyarakat yang hadir.
Di mata JSM, salah satu penyebab masih tingginya angka kemiskinan dan stunting adalah karena perilaku korupsi.
"To kasiasi (masyarakat miskin) dini di Sulbar (di Sulawesi Barat), ada yang penghasilannya hanya Rp 400 Ribu per bulan, padahal diang bainena diang anak na (padahal ada istrinya ada anaknya)," sebutnya.
Kampanye pertemuan terbatas yang digelar di bawah guyuran hujan hari itu pun jadi momentum sosialisasi program dan visi misi SDK-JSM ke masyarakat. Salah satu program yang disuarakan adalah pemenuhan fasilitas kesehatan bagi masyarakat.
"Masiri' tau maita Pak (malu kita melihat Pak). To melo' miana' Dio di buttu na bulle tau sisappulo kilo (ibu yang mau melahirkan dipikul warga sejauh puluhan kilometer)," kata JSM.
Rp 50 Miliar hingga Rp 70 Miliar, sambung JSM, bakal disharing ke masing-masing kabupaten. Anggaran yang dapat dimanfaatkan oleh masing-masing kabupaten dalam hal menuntaskan persoalan yang dihadapi oleh daerah bersangkutan.
"Ini janji kami. Nasanga to Mandar (prinsip masyarakat Mandar) kalau kita berjanji, To Mandar mauang, pau-pau tu'u na disanga tau rupa tau (prinsip orang Mandar mengatakan, perkataan lah yang membuktikan kalau kita adalah manusia). Insya Allah saya dengan adinda saya ini (SDK) akan menepati janji kami," tutup JSM.
Sejumlah tokoh turut hadir pada kampanye pertemuan terbatas di Katumbangan Lemo, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polman hari itu. Dari SDK, ketua relawan SDK-JSM Kabupaten Polman, Syamsul Samad, Ketua DPW Partai NasDem Sulawesi Barat yang juga calon bupati Polman, Dirga Adhi Putra Singkarru, Ketua Partai Gelora Sulawesi Barat, Hajrul Malik, serta sejumlah pengurus partai pengusung pasangan SDK-JSM. (*/Naf)