OPINI

Semua Pasti Kembali, Semua Pasti Bertanggung Jawab

Wacana.info
(Foto/Istimewa)

Oleh: Anwar Sadat (Sekretaris ICMI Sulawesi Barat)

Dalam perjalanan hidup, seringkali kita merasa seperti seorang pelaut yang tengah melintasi lautan yang luas dan tidak terduga. Kita mengambil keputusan, melakukan langkah, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Kadang-kadang, kita lupa bahwa setiap tindakan baik itu ucapan, perilaku, atau bahkan pemikiran adalah benih yang kita tanam. 

Benih tersebut tidak akan menghilang begitu saja. Seiring berjalannya waktu, benih itu akan bertumbuh dan menghasilkan buah, yang pada akhirnya, akan kita petik hasilnya.

Konsep ini bukan sekadar dongeng atau kepercayaan spiritual, melainkan merupakan prinsip universal yang berlaku dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam dunia fisika, terdapat hukum aksi dan reaksi; setiap tindakan pasti memicu reaksi yang setara dan berlawanan. Prinsip ini juga berlaku dalam kehidupan sosial. 

Jika kita menyebarkan kebaikan, maka kebaikan itu akan kembali kepada kita dalam wujud yang berbeda. Sebaliknya, jika kita menyebarkan kebencian atau merugikan orang lain, cepat atau lambat, kita juga akan menanggung konsekuensinya.

Tanggung jawab bukanlah sesuatu yang berat, melainkan sebuah kehormatan. Ini adalah pengakuan bahwa kita memiliki kontrol atas keberadaan kita. Menghindari tanggung jawab sama saja dengan berusaha melarikan diri dari bayangan kita sebuah hal yang mustahil. Bayangan itu akan selalu menyertai kita ke mana pun melangkah. 

Ketika kita tidak jujur, atau menunda kewajiban, efeknya mungkin tidak langsung terlihat. Namun, di masa yang akan datang, kita akan menghadapi hasil dari kelalaian ini, entah berupa rusaknya kepercayaan, hilangnya kesempatan atau penyesalan yang mendalam.

Bagaimana cara kita memastikan bahwa benih yang kita tanam adalah benih yang berkualitas ?. Sadari bahwa setiap tindakan hari ini akan membentuk masa depan kita. Sebelum bertindak, tanyakan pada diri sendiri; apakah ini akan menghasilkan sesuatu yang positif untuk saya dan orang-orang di sekitar saya ?.

Ketika kita melakukan kesalahan, penting untuk mengakui dan menghadapi kenyataan tersebut. Menghadapi kesalahan adalah langkah awal menuju perbaikan dan menunjukkan kematangan. Hindari menyalahkan orang lain atas keadaan kita, karena pada akhirnya, kita memiliki kendali penuh atas kehidupan kita sendiri.

Dalam dunia yang kadang terasa keras, memilih untuk berbuat baik merupakan bentuk perlawanan yang paling kuat. Tindakan kecil seperti memberikan bantuan, menyampaikan kata-kata motivasi, atau memberikan senyuman yang tulus dapat memberikan dampak besar bagi kehidupan orang lain dan pada akhirnya, hal tersebut akan kembali kepada kita dalam bentuk kebahagiaan dan ketenangan batin.

Pada ujungnya, kehidupan adalah tentang perjalanan kembali ke rumah. Setiap tindakan kita adalah langkah dalam perjalanan tersebut. Mari kita pastikan bahwa jejak yang kita tinggalkan adalah jejak yang memberikan kebanggaan, sehingga ketika semuanya kembali kepada kita, kita akan menuai kebaikan yang sudah kita tanam.

Wallahu a'lam