AST-Aris Pecah Kongsi ?

MAJENE--Atmosfer Pilkada serentak tahun 2024 kian memanas. Di Kabupaten Majene, Ahmad Syukri Tammalele (AST) dan Arismunanadar santer dikabarkan pencah kongsi.
Belum ada konfirmasi baik dari AST maupun dari Arismunandar terkait hal tersebut. Meski begitu, aromanya tercium sebegitu semerbaknya. Surakhmat, anggota Bapilu DPD Demokrat Sulawesi Barat memberi penjelasan.
Kepada WACANA.Info, Surakhmat membenarkan kabar pecahnya pertalian koalisi antara bupati dan wakil bupati Majene itu. Kata Surakhmat, Arismunandar telah bertemu langsung dengan AST untuk agenda suwon perihal keputusannya untuk maju di Pilkada Majene sebagai bakal calon bupati.
"Sudah sempat ketemu memang. Pak wakil bupati (Arismunandar) suwon langsung ke pak bupati (AST) menyampaikan langsung niatannya maju sebagai calon bupati Majene," ungkap Surakhmat, Jumat (3/05).
Kabar pecahnya dwitunggal AST-Aris itu kian menarik. Pasalnya, sejak beberapa waktu lalu, DPP Partai Demokrat telah menerbitkan surat tugas kepada AST-Aris untuk kembali dicalonkan sebagai bakal calon bupati dan wakil bupati Majene di Pilkada serentak tahun 2024.
Karena alasan itu juga, DPC Demokrat Majene tak memberlakukan mekanisme penjaringan bakal calon bupati dan wakil bupati. Sama seperti DPC Demokrat Mamuju yang telah menungaskan bupati incumbent, Sutinah Suhardi sebagai bakal calon bupati di Pilkada tahun ini.
AST Mendaftar ke PAN. (Foto/Istimewa)
AST, kata Surakhmat, benar-benar menghormati keputusan dari Arismunadar itu. Bahwa ikhtiar politik dari putra mantan Bupati Maneje, Kalma Katta yang juga kader Demokrat itu harus dihargai.
"Kita hargai, kita hormati keputusan dari pak wakil bupati itu. Bahwa beliau juga adalah kader Demokrat. Tapi kami tentu tegak lurus dengan garis partai partai dimana pak bupati ini adalah juga ketua DPC Demokrat Majene," terang Surakhmat, mantan aktivis HMI itu.
AST sendiri sedang bergerilya mencari sekutu politik untuk suksesi di Pilkada tahun 2024 ini. Baru saja, pria yang sempat duduk di jabatan eselon II di Pemkab Mamuju itu resmi mendaftar ke PAN sebagai bakal calon bupati. Sementara sebelumnya, Arismunandar telah secara resmi melamar NasDem sebagai bakal calon bupati Majene.
"Dengan Demokrat saja, sebenarnya kami sudah cukup untuk mengusung pasangan calon. Tapi kami ingin mencari sekutu untuk Pilkada Majene. PAN dengan raihan tiga kursi menurut kami sangat potensial bersama kami dalam koalisi di Pilkada," pungkas Surakhmat.
Perang Para Bangsawan di Kota Tua
Pecahnya duet AST-Arismunandar di Pilkada Majene itu dibaca sebagai sesuatu yang menarik oleh direktur eksekutif Lembaga Observasi Politica (LOPI) Sulawesi Barat, Muhammad Taufik Iksan menilai. AST dan Arismunandar yang tak lagi bersama di Pilkada itu, menurut Taufik, akan jadi penegasan tentang betapa tokoh dengan riwayat kebangsawanan yang cukup kental bakal saling sikut di 'kota tua' itu.
"Terlebih jika melihat karakteristik pemilih di Kabupaten Majene yang memang masih melihat faktor kebangsawanan dari sang figur sebagai salah satu alasan utama dalam menentukan pemimpin. Yah, beda tipis dengan kondisi yang ada di Polman," ucap Taufik Iksan.
Muhammad Taufik Iksan. (Foto/Istimewa)
Baik AST maupun Arismunandar memang dikenal sebagai dua tokoh dengan riwayat kebangsawanan yang cukup kental. Artinya, kedua sosok itu masih terikat oleh satu pertalian kekeluargaan yang terbilang sangat dekat.
"Sebagai seorang tokoh muda, keputusan Arismunandar itu patut untuk diparesiasi. Apalagi ada nama Kalma Katta di belakangnya, sosok yang masih cukup berpengengaruh di Majene. Di lain sisi, AST ini sudah jadi bupati sejak beberapa tahun terakhir, jelas beliau sudah memiliki infrastruktur yang mumpuni. Jadi, bagi saya, Pilkada Majene ini akan menarik," pungkas Muhammad Taufik Iksan. (*/Naf)