Humaniora

Edukasi tentang Bahaya IRET Sasar Sekolah

Wacana.info
(Foto/Istimewa)

MAMUJU–Kesbangpol Sulawesi Barat, bersama Satgas Wilayah Densus 88 Antiteror Mabes Polri dan TVRI Stasiun Sulawesi Barat menginisiasi agenda sosialisasi pencegahan paham Intoleransi, Radikalisme, Ekstremisme, dan Terorisme (IRET) kepada siswa-siswi SMAN 1 Kalukku, Jumat (21/11).

Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap risiko dan ancaman penyebaran paham radikal, terutama di lingkungan pendidikan. Dalam pelaksanaannya, para pemateri menyampaikan sejumlah materi strategis, dari bahaya bullying dan game online yang dapat menjadi pintu masuk pengaruh negatif serta perekrutan kelompok radikal di dunia digital.

Plt. Kepala Badan Kesbangpol Sulawesi Barat, Sunusi mengatakan, pelajar merupakan kelompok yang rentan terpapar paham negatif apabila tidak dibekali pengetahuan sejak dini.

“Melalui kegiatan ini kami ingin menegaskan bahwa siswa harus cerdas dalam menyaring informasi, terutama di media sosial. Semangat kebangsaan dan kebhinekaan harus terus ditanamkan demi mencegah penyebaran paham radikalisme dan terorisme,” kata dia.

(Foto/Istimewa)

Selain itu, dijelaskan bahwa pelajar, anak-anak, serta perempuan merupakan kelompok rentan yang sering dijadikan target indoktrinasi oleh jaringan radikal-teror. Para siswa diberikan pemahaman bahwa radikalisme dan terorisme merupakan proses yang berkembang bertahap.

"Mulai dari intoleransi hingga aksi kekerasan yang membahayakan negara," kata Sunusi.

Sementara itu, Kepala Satgaswil Sulawesi Barat Densus 88 Mabes Polri, Kompol Soffan Anshari SH memberikan penekanan pada pentingnya pemahaman hukum dan keamanan dalam upaya mencegah tindakan ekstremisme. Siswa diajak untuk lebih bijak dalam bergaul, memilih komunitas, serta melaporkan hal-hal yang mencurigakan di lingkungan sekitar.

Kompol Soffan juga meminta keterlibatan orang tua siswa untuk terlibat aktif dalam mendampingi tumbuh kembang anak. Lebih peka pada setiap perubahan perilaku sang anak.

"Adalah hal yang tak kalah pentingnya untuk memaksimalkan peran keluarga dalam menangkal radikalisme bagi anak," demikian Kompol Soffan Anshari SH.

Analis Kebijakan Ahli Muda pada Bidang Kewaspadaan Nasional Badan Kesbangpol Sulawesi Barat, Rakhmat menekankan pentingnya penanaman nilai-nilai pancasila, cinta tanah air, serta kepedulian terhadap persatuan dan kesatuan bangsa sebagai benteng utama dalam menangkal paham-paham yang bertentangan dengan ideologi negara.

(Foto/Istimewa)

"Secara keseluruhan, penanaman nilai-nilai Pancasila, cinta tanah air, dan kepedulian terhadap persatuan dan kesatuan sangat esensial untuk membentuk karakter bangsa yang kuat, harmonis, dan berkelanjutan," begitu kata Rakhmat. (ADV)