Berebut Polman di Pemilihan Serentak

MAMUJU--Dengan jumlah Daftar Pemilih Sementara (DPS) sebanyak 348.857, Kabupaten Polman jadi wilayah dengan jumlah pemilih terbesar di momentum Pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Barat tahun 2024. Seperti di momentum politik sebelum-sebelumnya, Polman memang selalu jadi battle ground utama.
Dari empat bakal pasangan calon yang akan berlaga di Pemilihan serentak gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Barat, Polman kembali akan jadi medan pertempuran utamanya. Masing-masing dari empat bakal pasangan calon itu punya representasi Polman yang cukup kuat.
Sesuatu yang sudah barang tentu bakal jadi alasan untuk menyebut Polman memang sebegitu pentingnya dalam konteks pertarungan politik Pemilihan serentak tahun ini. Hal yang juga diamini oleh pengamat politik dari Universitas Sulawesi Barat, Muhammad.
Kata Muhammad, konfigurasi dari empat bakal pasangan calon punya representasi Polman yang sedemikian kuatnya. Secara geo politik, penting kiranya berebut sauara pemilih Polman.
"Polman selalu menarik untuk dibahas terkait dengan bagaimana dinamika elit politik lokal di Polman. Pertama karena tradisinya Polman itu memang paling banya wajib pilihnya. Belum lagi diaspora Polman yang menyebar di enam kabupaten," beber Muhammad kepada WACANA.Info, Selasa (3/09).
Menariknya, di Pemilhan gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Barat tahun ini, Ali Baal Masdar (ABM) dan Andi Ibrahim Masdar (AIM) merupakan dua kakak beradik yang sama-sama maju sebagai bakal calon gubernur. Jika ABM menggandeng politisi Golkar asal Mateng, Arwan Aras, AIM memilih sepaket dengan Asnuddin Sokong sebagai bakal calon wakil gubernurnya.
Muhammad. (Foto/Manaf Harmay)
Perseteruan keduanya di gelanggang politik bukan baru kali ini terjadi. Di Pemilihan bupati dan wakil bupati Polman beberapa tahun lalu, keduanya sudah pernah terlibat pertarungan untuk berebut kursi bupati Polman.
"Hanya saja, pada akhirnya ABM yang memenangkan pertarungan waktu itu. Dan dalam hemat saya, rivalitas saudara kandung itu bisa diselesaikan di meja makan sebenarnya, misalnya dengan pertemuan keluarga dan seterusnya. Menurut saya, gesekan antara ABM dan AIM mungkin akan mengulang sejarah di Pilkada Polman saat ABM dan AIM pada detik-detik terakhir bisa mendudukkan rivalitasnya dengan cara kekeluragaan,"
ABM dan AIM tentang Rivalitasnya
Di sesi konfrensi pers usai mendaftar ke KPU Sulawesi Barat beberapa waktu lalu, ABM dan AIM sempat mengomentari pertarungan politik yang secara langsung melibatkan kakak adik itu. Secara umum, keduanya sama-sama berpegang teguh pada prinsip demokrasi; hak warga negara untuk memilih dan dipilih.
"Itu urusannya dia (AIM). Tidak ada masalah. Semua bisa maju, demokrasi sekarang. Yang pentiung kita damai-damai saja, semua bisa mamu," ucap ABM di hadapan sejumlah awak media.
"Menghitung politik, saya tidak pernah menghitungnya seperti menghitung matematika. Masing-masing warga negara berhak memilih dan dipilih. Masalahnya hasilnya, tergantung usaha kita, tergantung ikhtiar kita. Jangan mau menang tapi tidak mau berusaha. Tentu saja dengan tetap menyerahkan semuanya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa," begitu tanggapan AIM.
SDK: Mungkin jadi Sejarah di Pemilihan Tahun Ini
Mayjend TNI (Purn.) Salim S. Mengga (JSM) dan Prof Husain Syam (PHS) adalah dua nama yang punya basis politik utama di Kabupaten Polman. JSM yang sepaket dengan SDK, sementara PHS menggadeng Enny Anggraeni Anwar.
Suhardi Duka. (Foto/Manaf Harmay)
Di mata SDK, banyaknya figur yang maju di satu momentum seleksi politik tertentu jelas akan menyebabkan potensi keterpilihan bagi kandidat tertentu bakal tergerus.
"Terhadap seberapa besar irisannya, itu bisa berbeda-beda. Ada besar ada kecil," ujar SDK.
SDK yang Bupati Mamuju dua periode itu juga menilai, majunya ABM dan AIM di gelanggang Pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Barat adalah hal yang positif. Baginya, semakin banyak calon, ruang bagi masyarakat untuk menentukan pilihannya bisa semakin besar.
"Ini mungkin sejarah dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur di Indonesia. Ada saudara maju dan bersaiang dalam Pemilihan serentak tahun 2024," pungkas SDK. (*/Naf)