Film Karya Anak Mamuju Diputar di XXI Makassar

MAKASSAR--Satu prestasi yang membanggakan. Film garapan komunitas film Mamuju 'Pitu Sinema' bakal diputar di XXI Mall Ratu Indah Makassar, Minggu 26 November 2023.
Kesempatan emas tersebut datang setelah film berjudul 'Diantara' yang disturadarai Rosida Thai Itami itu terpilih sebagai salah satu film yang bakal diputar di even festival film bulanan, sebuah even yang digelar dalam rangka road to awarding festival film bulanan 2023.
Selain 'Diantara', even tersebut juga akan memutar satu film terpilih lainnya yakni 'Basri & Salma In A Never-Ending Comedy' yang digarap Khozy Rizal asal Makassar.
Film 'Diantara' sendiri merupakan satu dari sekian film produksi alumni kelas film Makanakarra yang diinisasi oleh komunitas film Mamuju Pitu Sinema. Sebagian besar nama yang menjadi tim produksi di film tersebut datang dari kalangan siswa SMA sederajat hingga mahasiswa asli Mamuju.
Direktur Pitu Sinema, Sadly Asis mengaku bangga dengan pencapaian itu. Kata dia, film 'Diantara' yang akhirnya menembus XXI merupakan satu sejarah tersendiri bagi dunia perfilman lokal Mamuju, bahkan Sulawesi Barat.
"Pencapaian ini jelas jadi sesuatu yang membanggakan bagi kita semua. Ini bukti bahwa sebuah karya akan menemukan tempat terbaiknya jika dikerjakan secara sungguh-sungguh. Bukan hanya bagi teman-teman yang ada dalam komunitas Pitu Sinema saja. Pencapaian ini jelas jadi satu kebanggan yang sangat layak untuk dirasakan oleh semua pihak, oleh semua orang yang telah banyak memberi support pada setiap aktivitas kreatif yang kami inisiasi selama ini," urai Sadly Asis, Minggu (26/11).
(Foto/Istimewa)
Sekadar informasi, film 'Diantara' sendiri bercerita tentang "Bimo (seorang pemegang proyek) yang meminta tambahan dana dari salah satu pejabat daerah. Sang pejabat pun menyetujuinya dengan syarat bahwa ia mesti diberi seorang wanita penghibur sebagai sebuah imbalan.
Zainal (seorang pengemudi taksi) pun mengantarkan Niki (wanita penghibur) ke sebuah hotel di mana ia akan melayani pejabat tadi. Sementara Diki (teman Zainal) mempertanyakan rezeki yang diperoleh Zainal untuk keluarganya. Ia menginterpretasikan satu surah dalam Al Quran yang ia temukan di internet.
Zainal membela diri. Ia beranggapan, bagaimana ia akan menafkahi keluarganya jika ia tidak melakoni pekerjaan itu ?. Zainal berpendapat bahwa manusia tidak seharusnya mengambil hak prerogatif Tuhan untuk menilai suatu masalah.
"Film kami yang akhirnya mampu menembus XXI ini sekaligus jadi pelecut semangat bagi teman-teman semua untuk tak mudah menyerah. Ini juga jadi langkah awal bagi kami untuk terus berbuat lebih baik lagi di masa yang akan datang," sumbang Ikhwan Wahid, dewan pembina Pitu Sinema. (*/Naf)