Sebab Edukasi Politik bagi Pemilih Pemula Itu Penting
MAMUJU--Jumlah pemilih pemula di momentum Pemilu tahun 2024 cukup besar. Boleh jadi, pemilih di rentang usia 17 hingga 21 tahun serta 22 hingga 30 tahun-lah yang menentukan arah politik di Indonesia di momentum elektoral tersebut.
Kepala Banda Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Sulawesi Barat, Herdin Ismail menilai, pendidikan politik khusus kepada kalangan pemilih pemula jadi hal yang mesti dimaksimalkan. Hal itu disampaikan Herdin saat menghadiri sosialisasi pendidikan budaya politik bagi pemilih pemula yang digelar di salah satu hotel di Kabupaten Polman belum lama ini.
"Pemilih pemula di Indonesia kebanyakan masih pelajar dari tingkat SLTA dan Mahasiswa. Mereka dianggap paling riskan terhadap pengaruh-pengaruh negatif, sehingga dalam pemilihan memerlukan pendekatan yang lebih nyata melalui program-program kepemiluan," ujar Herdin dalam keterangan tertulisnya, Minggu (4/12).
Masih kata Herin, pendidikan politik bagi pemilih pemula sangat penting diadakan karena pemilih pemula yang baru memasuki usia hak pilih tentunya belum memiliki jangkauan politik yang luas untuk menentukan kemana arah pilihan mereka. Pendidikan politik kepada pemilih pemula merupakan upaya membangun kesadaran berpolitik untuk memberikan pengetahuan yang memadai. Harapannya, para pemilih pemula itu dapat berpikir secara rasional dalam pengambilan keputusan dan penggunaan hak politik secara sadar dan rasional.
(Foto/Istimewa)
"Pemilih pemula harus sadar tentang arti pentingnya suara dan hak politik di dalam menentukan masa depan bangsa atau suatu daerah ke depan," sambung dia.
Membangun kesadaran dan pemikiran kritis para pemilih muda untuk memilih dan berpartisipasi menyelenggarakan Pemilu yang bersih dan anti politik uang jadi salah satu tujuan diadakannya pendidikan politik. Selain itu, lewat pendidikan politik juga diharapkan mampu memberi informasi terkait prosedur memilih.
"Membuka wawasan pemilih pemula tentang berbagai isu kepemiluan seperti peranan media sosial dalam politik dan pemilu, pelanggaran Pemilu dan DPT," masih oleh Herdin Ismail.
Untuk diketahui, sosialisasi pendidikan politik bagi pemilih pemula tersebut dihadiri oleh perwakilan penyelenggara Pemilu. Hadir pula sejumlah anak usia sekolah dan mahasiswa sebagai peserta di sosialisasi hari itu. (ADV)