Tak Melulu Soal Fisik, Kekerasan Terhadap Anak Bisa Hadir dalam Bentuk yang Lain

Wacana.info
Bupati Mamuju, Sutina Suhardi Saat Menghadiri Perayaan Hari Anak Nasional Tingkat Kabupaten. (Foto/Diskominfosandi Mamuju)

MAMUJU--Spirit memperjuangkan pemenuhan atas hak anak diharapkan untuk senantiasa terpelihara. Tak cuma jadi tanggung jawab pemerintah saja, isu perlindungan terhadap anak harus mampu diaminkan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Tak cuma dalam bentuk kekerasan fisik saja, kekerasan terhadap anak juga bisa hadir dalam bentuk lain. Bupati Mamuju, Sutina Suhardi mengungkap, kekerasan terhadap anak pun bisa hadir dengan menciderai perkembangan psikis dan kejiawaan anak.

Hal itu disampaikan Sutinah di sela-sela perayaan hari anak nasional tingkat Kabupaten Mamuju yang dipusatkan di Nal cafe, Senin (18/10). Salah satu bentuk nyata kekerasan terhadap dari aspek psikis dan kejiawaan anak, kata Sutinah, adalah pemanfaatan perkembangan teknologi informasi yang tak semestinya.

"Tidak hanya dari aspek fisik saja, tapi juga psikis dan kejiawaan anak. Utamanya di tengah perkembangan teknologi informasi. Kekerasan terjadap psikis anak cukup sering dimulai dari fenomena Medsos. Ada juga kasus anak yang sepertinya sulit membedakan kehidupan nyata dengan fenomena yang terjadi di berbagai game online. Itu bisa mempengaruhi tumbuh kembang anak," urai Sutinah Suhardi di hadapan para peserta peringatan hari anak nasional yang sempat hadir.

Sutinah pun berharap agar seluruh lapisan masyarakat ikut terlibat dalam upaya mensosialisasikan penggunaan teknologi informasi dengan cara yang bijak. Bergerak bersama mencari solusi terbaik agar perkembangan teknologi informasi yang tak lagi dapat dibendung tak sampai merusak tumbuh kembang anak.

"Keren itu tidak harus ikut-ikutan. Tapi saat kita bisa beradaptasi dengan keadaan, itulah sejatinya keren," ucap mantan Kadis Perdagangan Mamuju itu.

Mamuju Kota Layak Anak Ditarget Tahun Depan

Bupati Mamuju, Sutina Suhardi bersama Anggota DPRD Mamuju, Masramjaya Ikut larut dalam Jingle Ramah Anak di Peringatan Hari Anak Tingkat Kabupaten. (Foto/Manaf Harmay)

Kabupaten Mamuju belum juga memperoleh predikat kota layak anak. Meski begitu, pemerintah tampaknya tak henti-hentinya melakukan berbagai aksi demi predikat prestisius itu. Sutinah Suhardi menyebut, pihaknya telah mematok target Mamuju sebagai kota layak anak dapat diperoleh di tahun 2022.

Menurut Sutinah, masih ada sejumlah prasyarat yang belum dipenuhi bagi Mamuju untuk dapat memperoleh predikat tersebut. Kelengkapan regulasi salah satunya.

"Mamuju kota layak anak masih ada beberapa poin yang baru akan kita penuhi. Termasuk beberapa regulasi yang akan kita lengkapi. Harapannya, kita optimis tahun depan Insya Allah kita akan mendapatkan predikat kota layak anak," bebernya.

Sutinah pun mengaku senantiasa mendorong OPD terkait untuk bekerja lebih maksimal lagi utamanya dalam melengkapi persyaratan kota layak anak yang dimaksud. Terkhusus ke Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

"Di Sulbar ini baru ada dua kabupaten yah, Majene dan Polman. Ini karena memang kita belum memenuhi syarat dan sejumlah indikator. Termasuk regulasinya. Jadi kita akan bikin regulasinya untuk mewujudkan Mamuju kota layak anak," pungkas Sutinah Suhardi. (Naf/B)