Muliati, Kisah Ibu yang Membesarkan Lima Orang Anaknya Seorang Diri
POLMAN--Namanya Muliati. Mendengar kisah perjalanan ibu paruh baya itu dalam memperjuangkan kehidupan yang layak bagi kelima buah hatinya, membuat WACANA.Info wajib untuk mengabadikannya.
Sejak ditinggal sang suami medio 2009 silam, tak banyak pilihan Muliati untu melanjutkan hidup. Raut wajahnya begitu jelas menggambarkan pahitnya kehidupan yang mesti ia jalani.
Membesarkan lima orang anak seorang diri bukan pekerjaan mudah. Dibutuhkan keringat bahkan mungkin tetesan darah untuk dapat memberi jaminan kehidupan yang lebih baik bagi 'si kecil'.
Itu lah yang kini sedang dijalani Muliati.
Sejak ditinggal sang suami, Ia pun terpaksa bekerja di sebuah lods sederhana di pasar tradisional Wonomulyo. Cukup tak cukup, tapi dari hasil bekerja di lods tersebut, Muliati sanggup memenuhi kebutuhan perut dan pendidikan bagi anak-anaknya. Meski tak jarang, untuk kedua kebutuhan tadi, dirinya terbilang sering meminjam uang di tempatnya bekerja demi menyambung hidup.
"Di waktu saya pisah dengan bapaknya anak-anak, tidak bisa ka apa-apa. Tapi kulihat anak-anakku yang masih kecil-kecil, haruska kerja supaya bisa ki makan," tutur Muliati saat ditemui di sela-sela aktivitas menjualnya di salah satu sudut pasar Wonomulyo, Sabtu (22/12).
Berbekal semangat berikut naluri ibu untuk kebaikan masa depan anak-anaknya, Muliati pun mencoba untuk bangkit dari keterpurukannya. Ia merintis usaha sendiri meski sejumlah perabotan rumah tangga kepunyaanya ia jula demi sebuah modal awal.
Beruntung, ada kerabat Muliati yang lain berbaik hati dengan bersedia meminjamkan modal awal senilai Rp. 1 Juta untuknya.
Di awal usaha sebagai pedagang kecil di pasar Wonomulyo, Muliati wajib memulai aktivitasnya sejak pukul dua dini hari. Ia pun terpaksa harus meninggalkan anak-anaknya yang di jam segitu masih terlelap dalam tidurnya.
Khawatir bercampur cemas sudah pasti berkecamuk di benak Muliati lantaran harus meninggalkan anak-anaknya sejak pukul dua dini hari. Beruntung, putra pertama Muliati suda sangup untuk sedikit membantu pekerjaan sang ibu di sela-sela kewajibannya menuntut ilmu di bangku SMA.
Bisa jadi, Tuhan melihat kesungguhan sorang ibu bernama Muliati itu. Doa yang ia wujudkan dalam bentuk usaha yang keras itu pun kini diijabahNya. Usaha kecil-kecilan yang selama ini dijalani Muliati pun mulai menuai hasil.
Kini, Muliati telah sanggup membeli sepetak ruko sederhana. Dari hasil usaha tersebut, Muliati pun berhasil menyekolahkan anak-anaknya hingga ke tingkat Perguruan Tinggi.
===
Muliati adalah satu dari sekian banyak kisah perjuangan seorang ibu di segala penjuru bumi ini. Ia bisa menjadi bukti nyata, betapa sosok ibu akan selalu tampil tangguh jika urusannya demi kebaikan buah hatinya.
Muliati jadi satu scene sederhana di peringatan hari ibu yang tiap 22 Desember selalu kita peringati.
Akhirnya, kepada semua ibu-ibu yang sangat luar biasa itu, selamat hari ibu.
(HmZ/A)