Penggunaan DAU Disoroti DPRD

Wacana.info
Ilustrasi (Foto/Metro Asahan)

MAMUJU--Penggunaan Dana Alokasi Umum (DAU) yang diperuntukkan menutupi Dana Alokasi Khusus (DAK) di rumah sakit umum kabupaten Mamuju mendapat kritikan dari DPRD Mamuju.

As'ad Tomborang, anggota Pansus LKPJ DPRD Mamuju menyebut, DAU yang digunakan untuk menutupi DAK bukan tidak mungkin menyisakan persoalan. Pasalnya, di dalam DAU terdapat gaji ASN (Aparatur Sipil Negara) serta beberapa item belanja lainnya.

"Berarti pada tahun 2016 ada program DAU yang tidak dilaksanakan. Sebab ini kan sudah dirinci. DAU itu diperuntukkan utamanya gaji, selebihnya untuk hal lain. Apakah ini sudah dibayar, dan apakah ini tidak melanggar," singgung As'ad dalam rapat pembahasan LKPJ Kepala Daerah tahun 2016, Rabu (05/04).

Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Mamuju, Ibrahim menjelaskan, persoalan tersebut terjadi lantaran kucuran DAK yang bersumber dari pemerintah pusat mengalami penundaan. Sementara pemerintah kabupaten sudah harus melakukan pembayaran kepada pihak rekanan.

"Pertanyaan kenapa DAU yang dipakai membayar, perlu diketahui bahwa kita sudah punya kontrak, dan sudah ditanda tangan, sudah disetujui dan sudah selesai kewajibannya. Itu adalah tanggungjawab pemerintah daerah harus membayar, tidak ada alasan," jelas Ibrahim.

Ia menambahkan, secara umum situasi keuangan negara saat ini sedang tidak stabil. Untuk itu, langkah yang ditempuh oleh pemerintah pusat untuk menyelamatkan kondisi tersebut ialah melakukan pemangkasan anggara di beberapa program di daerah.

"Saya sampaikan bahwa ada sekitar Rp. 43 Milyar selisih berdasarkan PMK (Peraturan Menteri Keuangan) yang turun. Untuk rumah sakit ini ada sekitar Ro. 7 Milyar yang tidak turun," ungkapnya.

Ibrahim juga mengingatkan agar di masa mendatang, diperlukan kehati-hatian dalam menyusun program baru. Menurutnya, jika kondisi tidak stabilnya keuangan negara masih terjadi, bukan tidak mungkin anggaran daerah makin defisit.

"Saya dapat informasi, jadi ke depan hati-hati, karena bisa saja DAU yang dikurangi," pungkas Ibrahim. (Keto/B)