Halte BRT Nganggur Terlalu Lama, Ini Penjelasan Dinas Perhubungan
MAMUJU--Halte untuk angkutan Bus Rapit Transit (BRT) hingga kini tak kunjung difungsikan. Padahal, bangunan halte BRT tersebut telah siap digunakan sejak beberapa waktu lalu.
Kepala Angkutan Darat, Dinas Perhubungan Mamuju, Tri Ubaya menjelasakan, selama angkutan BRT belum dioperasikan, halte sebagai fasilitas dan sarana pendukung yang sudah ada bukan tidak mungkin mengalami kerusakan.
"Sebenarnya sudah rampung semua administrasinya. Tapi masalah siapa pengelolanya itu belum di tentukan, siapa drivernya, siapa yang gaji," tutur Tri Ubaya, kemarin.
Ia menjelaskan, halte BRT yang hingga kini belum juga difungsikan itu juga disebabkan karena belum adanya pihak yang mengelola BRT itu. Besar kemungkinan, pengelolaan BRT akan dipihak ketigakan, artinya dikelola oleh Perusahaan Daerah (Perusda).
"Kami sementara menyusun MoU dengan Perusda," jelasnya.
Tri Ubaya berdalih, lambatnya proses pengoperasian BRT lebih kepada proses mematangkan perencanaan fasilitas tersebut. Menurutnya, sejumlah faktor masih jadi bahan pertimbangan, termasuk juga tarif harga yang akan dikenakan kepada penumpang.
Khusus masalah tarif, pihaknya belum bisa menentukan secara pasti. Satu yang pasti, tarifnya akan lebih murah jika dibandingkan dengan tarif angkutan mobil penumpang lain.
"Setengah dari harga mobil penumpang lain. Tapi itu juga masih dipikirkan, apakah dengan tarif segitu sudah tidak disubsidi lagi oleh pemerintah atau masih disubsidi," ungkapnya.
Masalah lain yang juga jadi bahan pertimbangan, kata Tri, ialah bagaimana pihaknya menakar dampak sosial dari pengoperasian fasilitas BRT.
"Jangan sampai ada sopir mobil penumpang lain yang mengeluh (karena tarif BRT lebih murah). Semua itu nantinya akan kami ajukan untuk dipertimbangkan," pungkas Tri Ubaya. (*/A)