DPRD dan Ormas tak Terima Gubernur Sebut Mamuju Hambat Pembangunan Arteri

Wacana.info
Suraidah dan Muh Abrar. (Foto/Ist)

MAMUJU--DPRD Mamuju menyimpan kekecewaan besar terhadap apa yang diucapkan Gubernur Sulawesi Barat, Anwar Adnan Saleh perihal pembangunan jalan arteri. Ketua DPRD Mamuju, Suraidah Suhardi menganggap, statement dari seorang Anwar tersebut sesungguhnya bukan sesuatu yang pantas diucapkan oleh seorang Kepala Daerah.

"Saya selaku Ketua DPRD Mamuju menganggap, pernyataan itu bukan sesuatu yang pantas diucapkan oleh seorang Gubernur. Sungguh statement yang melukai perasaan masyarakat khususnya di Mamuju," kata Suraidah, Jumat (30/09).

Diberitakan sebelumnya, Anwar Adnan Saleh yang mengenang masa-masa awal dirinya pemimpin pemerintahan di Sulawesi Barat sempat menyinggung proses pembangunan jalan arteri; jalan penghubung kota Mamuju dengan pelabuhan Belang-Belang. 

Anwar menyebut, Pemkab Mamuju adalah salah satu pihak yang menghalang-halangi proses perampungan proyek pembangunan jalur utama pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) tersebut.

Suraidah menyebutkan, anggapan Gubernur Sulawesi Barat dua periode itu jauh dari apa yang menjadi kenyataan saat ini. Politisi Partai Demokrat itu menegaskan, sungguh nyata apa yang menjadi sumbangsih pemerintah Kabupaten Mamuju dalam mendukung permpungan proyek jalan arteri yang dimaksud.

"Buktinya, rencana pengembangan kantor DPRD Mamuju kita batalkan. Padahal, rencana sebelumnya, kita telah rancang kantor DPRD akan kita perluas ke arah belakng gedung yang ada sekarang. Tapi karena pertimbangan lokasi yang dimaksud dilalui oleh proyek arteri, maka kami mengalah. Jadi, pernyataan Pak Gubernur itu sungguh tidak berdasar," tegas Suraidah.

Sementara itu, Ketua Satuan Pemuda dan Mahasiswa Pemuda Pancasila (Sapma-PP) Sulawesi Barat, Muh Abrar punya pandangan tersendiri. 

Meski tak menampik sejumlah keberhasilan pembangunan yang telah dilakukan Anwar selama memimpin daerah, namun pria yang akrab disapa Ambol ini berharap agar Anwar bisa melihat pembangunan jalan arteri itu secara bijaksana, bukan sebatas klaim keberhasialan semata.

"Yang perlu kita catat ialah, pembangunan proyek arteri itu memang merupakan proyek nasional. Pembiayaannya pun bersumber bukan dari APBD kita kan," kata Abrar.

Mantan aktivis HMI itu berharap, panasnya situasi politik jelang Pemilukada seperti sekarang ini seharusnya tidak dijadikan momentum oleh pihak tertentu untuk kemudian asal mengklaim keberhasilan atau menyerang orang lain. 

"Justru karena kita mau Pilkada, idealnya kita saling menjaga antara satu dengan yang lainnya. Bukan asal klaim atau saling menghujat yang parahnya tanpa dasar yang jelas seperti itu," demikian Muh Abrar. (*)