Merdeka di HUT Kemerdekaan
MAMUJU--Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat mulai merancang rangkaian agenda di momentum perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 tahun 2025 ini. Suhardi Duka meminta agar lokalitas seni dan kebudayaan bisa jadi nafas utama pada momentum perayaan HUT kemerdekaan Republik Indonesia ke-80.
Suhardi Duka, Gubernur Sulawesi Barat meminta agar semua pihak mempersiapkan rangkaian acara dengan baik. Termasuk kegiatan resepsi pada malam hari setelah upacara penurunan bendera.
Secara khusus, Suhardi Duka meminya agar ada sesi hiburan dengan penampilan ragam kebudayaan lokal Sulawesi Barat. Termasuk menghadirkan artis-artis Mandar yang berprestasi dan masih berdomisili di daerah, jebolan Kontes Dangdut Indonesia (KDI) misalnya.
Ia berharap perayaan ini menjadi momentum memperkuat rasa cinta tanah air dan kebanggaan terhadap budaya Sulawesi Barat.
"Kita harus benar-benar merdeka di hari kemerdekaan," tegas Suhardi Duka, saat menghadiri rapat persiapan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 tahun 2025 di kantor Gubernur Sulawesi Barat, Jumat (25/07).
Gubernur Suhardi Duka menilai, ruang bagi potensi lokal mencerminkan semangat membangun identitas daerah di tengah perayaan nasional.
Bukan Sekadar Agenda Seremoni
Masih oleh Suhardi Duka, perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-80 jangan berhenti pada aspek seremonial saja. Ia berharap, semua pihak menjadikan momen itu sebagai ajang rasa syukur yang dirayakan secara meriah, membahagiakan dan sederhana.
“Penekanan Pak Gubernur Sulbar, sebaiknya merayakan HUT RI itu diupayakan kita rasakan merdeka. Merdeka bukan harus berlebih, tapi merdeka dalam arti meriah, murah, tapi senang dan bahagia saya kira itu,” beber Ketua Panitia perayaan HUT RI Provinsi Sulawesi Barat, Muh Jaun.
Jaun yang Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Barat itu mengaku, pihaknya telah menyusun berbagai agenda kegiatan menyambut HUT RI. Semua dirancang sesuai pedoman dari Sekretariat Negara. Mulai dari tema, logo, hingga bentuk kegiatan telah disosialisasikan ke seluruh OPD dan diteruskan ke pemerintah kabupaten.
Ragam lomba khas 17-an tetap jadi bagian dari perayaan. Bakal dipilih sekaligus tak membebani anggaran.
"Kemudian lomba-lomba itu kita upayakan lomba yang murah tapi meriah, karena kita juga tidak bisa membebani yang OPD dalam penganggaran pertandingan dan lomba karena memang tidak ada aturannya," terang Muh Jaun. (*/Naf)