Suraidah Pilih Berlebaran di Kalukku

Wacana.info
Suraidah Suhardi Saat Membawakan Sambutannya di Masjid Nurul Yakin, Kalukku. (Foto/Shalahuddin)

MAMUJU--Ketua DPRD Mamuju, Suraidah Suhardi memilih berlebaran di Masjid Nurul Yakin, Lombang-Lombang Kecamatan Kalukku. Ia bersama merayakan hari Raya Idul Adha bersama masyarakat setempat. 

Di hadapan ratusan jamaah, Suraidah menyebutkan, momentum Idul Adha tidak hanya sarat dengan kisah perintah Tuhan pada ibrahim untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail. Tetapi juga penuh hikmah yang lain.

"Tidak hanya sekedar riwayat yang menyebutkan prosesi penyembelihan Nabi Ismail oleh Ayahnya, Nabi Ibrahim. Tetapi juga pada rangkaian perjalanan Nabi Ibrahim dalam meneguhkan Bathinnya, menjaga kesucian cintanya, demi mendapat Tidha Tuhannya. Dari peristiwa perjalanan yang dialami Khaliullah Nabi Ibrahim, mengandung pelajaran yang begitu berharga. Sebab banyak mengurai pelajaran. Termasuk di dalamnya diterangkan bagaimana cara mendudukkan cinta pada Allah SWT dengan cinta kepada istrinya, Siti Hajar dan putranya Ismail. Kisahnya sarat akan makna sekaligus membuktikan sejauh mana kesetiaan mereka (Ibrahim dan keluarganya, kepada Allah SWT, serta kesetiaan di antara mereka yang terikat dalam satu keluarga)," urainya, Senin (12/09) kemarin. 

"Bentangan sejarah perjalanan spiritual Nabi Ibrahim, tak sedikit menelan durasi panjang yang menghentak dan memaksanya mencuci bathin dengan air mata penderitaan. Tapi semuanya ia lakukan karena ketaatannya kepada Allah SWT," sambungnya, seperti dikutip dari rilis media yang diterima wacana.info.

Suraidah mengatakan, gambaran perjalanan Nabi Ibrahim bersama keluarganya sesungguhnya memiliki substansi moril yang cukup besar. Apalagi jika dikaitkan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara. Nabi ibrahim tidak hanya menampilkan perjuangannya dalam konteks kepentingan personalnya saja.

"Tetapi bagaimana perhatiannya terhadap kelangsungan keberagamaan bagi keturunan dan umatnya. Kekuatan suatu bangsa akan sangat tergantung dari visi keberagamaan yang dihayati oleh masyarakat dan para pemimpinnya. Yaitu bermula dari cinta kepada Allah kemudian dikembangkan menjadi cinta kepada bangsa dan cinta kepada sesama makhluk. Bisa saja suatu bangsa berhasil menciptakan kemakmuran yang ditandai oleh tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi sebagaimana yang dialami masyarakat modern. Akan tetapi, apabila kehidupan bangsa itu tidak dilandasi nilai keberagamaan, kehidupan masyarakat menjadi tidak tenteram," demikian Suraidah.

Pada kesempatan itu, Suraidah juga menyempatkan berkurban dengan menyerahkan seekor sapi kepada panitia Masjid Nurul Yakin untuk disembelih. (*)