ABM-Enny dan Hasanuddin-Sybli Bisa Gerus Majene, Mamuju dan Mateng, SDK: Saya Tidak Khawatir

Wacana.info
Ketua DPD Demokrat Sulbar, Suhardi Duka. (Foto/Manaf Harmay)

MAMUJU--Hingga di detik-detik akhir jelang pendaftaran bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Barat, setidaknya terdapat 3 pasang calon yang hampir dipastikan bakal ikut ambil bagian pada kontestasi Pemilukada, Feruari Tahun depan.

Ketiganya masing-masing, Suhardi Duka (SDK)-Kalma Katta, Ali Baal Masdar (ABM)-Enny Anggraeni, serta Hasanuddin Mas'ud-Syibli Sahabuddin. Jika memang benar Pemilukada diikuti ole ketiga pasangan calon tersebut, maka dipastikan pesta demokrasi masyarakat Sulawesi Barat ini akan berlangsung seru; tentu dengan mempertimbangkan basis massa yang dimiliki ketiga pasangan tersebut. 

Meski mengklaim mampu meraup suara mayoritas di Kabupaten Majene, Mamuju dan Mamuju Tengah (Mateng), pasangan SDK-Kalma disebut-sebut bakal 'diusik' oleh kekuatan politik yang dimiliki oleh ABM-Enny dan Hasanuddin-Sybli. Ditanya soal kemungkinan tersebut, SDK mengaku sama sekali tak mengkhawatirkannya.

"Saya tidak begitu khawatir," sebut SDK saat dihubungi via telepon, Selasa (13/09) siang.

SDK menyebutkan, adalah sesuatu yang wajar ketika para rivalnya itu juga memperoleh suara di Majene, Mamuju dan Mateng. Strategi politik lah yang kemudian bakal menjadi indikator utama dalam memenangkan suara di masing-masing basis massa para kandidat.

"Tinggal kemampuan kita untuk merebutnya saja. Saya harus akui, saya di Mamuju, Majene dan Mateng tidak mungkin 100 Persen. Pasti akan ada pilihan lain. Itu normatif saja. Persoalannya adalah, basisnya mereka dimana," sambungnya.

"Pak Syibli kan basisnya di Polewali. Beliau tinggal di Polman dan dia orang Polewali. Sementara Hasanuddin, dia orang Majene tapi lama di Kalimantan. Berbicara Mamuju, Mateng dan Matra, yah saya di sini," lanjut SDK.

Bupati Mamuju dua periode itu juga menganggap, keputusan Golkar yang akhirnya menjatuhkan pilihannya kepada Hasanuddin-Syibli pada dasarnya justru memberi keuntungan tersendiri pada pencalonannya bersama kandidat calon Wakil Gubernur, Kalma Katta di Pemilukada mendatang.

"Kemudian Partainya adalah Golkar. Mereka menang di Polman, tidak menang di Mamuju dan Majene. Tentu basis massa yang dimiliki Golkar akan kita hitung. Walaupun kita harus sadar bahwa tidak semua yang memilih Golkar akan memilih mereka, begitu juga saya, tidak semua yang memilih Demokrat akan memilih saya dan Pak Kalma di Pilgub mendatang," pungkas SDK, pria yang juga Ketua DPD Demokrat Sulawesi Barat itu. (*)