Humaniora

Moderasi Beragama, Sulbar Diganjar Penghargaan

Wacana.info
(Foto/Kemenang RI)

JAKARTA--Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat jadi satu dari 10 instansi yang diganjar penghargaan atas best practice penguatan moderasi beragama dari Menteri Agama, Nasaruddin Umar. Pengharhaan tersebut diserahkan di sela-sela refleksi dan proyeksi Kemenag dalam menyongsong tahun baru 2025 belum lama ini.

Bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, Nasaruddin Umar juga menterahkan penghargaan kepada UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar, Institut Teknologi Bandung, Universitas Andalas Padang, UIN Saifuddin Zuhri Purwokerto, Kemenko PMK, Kemendagri, Pemprov Sulawesi Barat, Pemkab Pemalang, Kedubes Uni Emiret Arab, dan Kanwil Kemenag Maluku Utara. 10 instansi tersebut dianggap punya peran besar dalam penguatan kerukunan antar umat beragama. Para penerima penghargaan ini dinilai sebagai yang terbaik dalam implementasi penguatan program moderasi beragama.

Pada kesempatan itu, Nasaruddin Umar memberikan pesan khusus tentang pentinya spiritualitas dalam pembangunan bangsa.

Refleksi dan proyeksi Kemenag dipusatkan di Sasoso Langen Budoyo itu dikemas secara santai, diwarnai music teatrikal yang mengangkat tema tentang Harmoni dalam Keberagaman.

Menag dalam kesempatan itu menekankan pentingnya membangun moralitas dan spiritualitas sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurutnya, pembangunan tanpa landasan moral hanya akan menghasilkan karya yang rapuh dan tidak bertahan lama.

"Semua bangunan monumental, seperti piramida di Mesir, Ka’bah di Mekah, hingga Borobudur di Indonesia, dibangun di atas fondasi spiritualitas. Mari kita berniat dan bertindak dengan nilai-nilai ilahi agar hasilnya monumental," ujar Nasaruddin seperti dikutip dari websute resmi Kementerian Agama, Sabtu (28/12).

Ia juga mengingatkan pentingnya hidup damai di tengah keberagaman. Menurutnya, Indonesia adalah lukisan Tuhan yang indah, dan kerukunan adalah komoditas terpenting yang harus dijaga.

"Jangan ada yang mengacak-acaknya. Kerukunan adalah kebanggaan kita, dan itu lebih berharga daripada minyak atau komoditas lainnya," tegas dia.

Sambut tahun baru 2025, Nasaruddin Umar mengajak jajarannya untuk memulainya dengan semangat baru. 

"Mari kita memulai tahun baru ini dengan energi baru, dengan sebuah penampilan baru. Insya Allah, mudah-mudahan kita mencapai apa yang kita sasar di masa mendatang," Nasaruddin Umar menutup.

Kerukunan di Sulbar, Seperti Durian

Bicara kerukukanan antarumat beragama bukan tema yang asing bagi masyarakat di Sulawesi Barat. Menurut Nur Salim ismail, sejak zaman dahulu, masyarakat Sulawesi Barat sudah terbiasa dengan hal-hal semacam itu.

Nur Salim Ismail. (Foto/Istimewa)

Nur Salim yang sekretaris Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Barat itu menjelaskan, prinsip saling menghargai sudah jadi nafas sehari-hari bagi masyarakat.

"Jadi, bukan hal yang mengherankan lagi jika Sulbar diganjar penghargaan. Sebab kita di Sulbar ini memang sudah ditanamkan prinsip toleransi sejak zaman dahulu kala. Ia ibaratnya sudah masuk dalam sistem sosial di masyarakat kita," papar Nur Salim Ismail.

Nur Salim mencontohkan beberapa kabupaten di Sulawesi Barat yang terbilag berhasil merawat prinsip toleransi beragama itu. Sebut saja Mamasa, Pasangkayu, Mateng, serta kabupaten lainnya.

"Termasuk Mamuju. Saya kira dengan kondisi sosial masyarakat yang sangat heterogen, toh pergumulan sosial kita di Sulbar ini berjalan sangat harmonis. Itu salah salatunya karena memang Sulbar ini sudah sangat terbiasa dengan yang namanya perbedaan. Dan itu bukan jadi satu sumber masalah. Kalau saya bisa bahasakan, toleransi di Sulbar itu seperti durian, musimnya tidak berhenti," Nur Salim Ismail menutup. (*/Naf)