Paham Kondisi Lapangan Politik, Kunci Kemenangan SDK-JSM
MAMUJU--Charta Politika Indonesia sudah sejak kemarin merampungkan hasil hitung cepat di Pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Barat tahun 2024. Pasangan Suhardi Duka-Mayjen TNI (Purn) Salim S Mengga (SDK-JSM) sukses meraup suara tertinggi dengan 46.11 Persen.
Sukri Umar yang ketua tim koalisi Sulbar maju mengaku tak pernah berekspektasi akan persentase perolehan suara yang se-fantastis itu. Jauh meninggalkan tiga kontastan calon gubernur dan wakil gubernur lainnya.
Menurut Sukri, capaian suara SDK-JSM tersebut secara umum banyak dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Pertama, kata dia, penampilan SDK-JSM di panggung debat publik yang terbilang sukses mendeliver visi dan misi yang diusung dengan sangat baik ke pemilih.
"Di segmen ini jelas, mayoritas swing voters yang jumlahnya cukup signifikan itu akhirnya memberikan dukungannya ke SDK-JSM. Kedua, kemampuan SDK-JSM dalam mengkosolidasikan seluruh kekuatan yang ada dalam menentukan srategi dalam pergerakan di lapangan politik di Pilgub ini, saya kira itu faktor utamanya," urai Sukri Umar kepada WACANA.Info, Kamis (28/11).
Sukri Umar. (Foto/Abdi Gemawan)
Hal lain yang juga juga jadi faktor yang cukup menentukan kemenanan bagi SDK-JSM adalah bagaimana keduanya mampu tampil dengan sangat ideal di hadapan masyarakat. Keduanya, masih oleh Sukri, saling menutupi kekurangan sekaligus melengkapi kelebihan masing-masing.
"Serta bagaimana SDK-JSM yang menempatkan figur-figur terbaik di masing-masing wilayah pemenangan. Itu terbukti dengan hasil penghitungan suara, baik dari hitung cepat maupun dari proses real count yang kami lakukan, itu menunjukkan suara maksimal bagi SDK-JSM di masing-masing kabupaten," pungkas Sukri Umar.
Kian Meredupnya Klan Masdar
Hipotesis lain juga diutarakan analis politik dari Lembaga Observasi Polica (LOPI) Sulawesi Barat, Muhammad Taufik Iksan. Ia melihat, maksimalnya raihan suara SDK-JSM turut dipengaruhi oleh langkah dua bersaudara; Andi Ibrahim Masdar (AIM) dan Ali Baal Masdar (ABM) untuk bertarung di ring Pemilihan gubernur dan wakil gubernur tahun 2024 ini.
Menurut Taufik, keputusan sosok dua mantan Bupati Polman tersebut kian menegaskan perpecahan baik di internal klan Masdar maupun di tengah masyarakat; Pol,an khususnya. SDK-JSM jelas diuntungkan atas kondisi itu, terlebih Prof Husain Syam (PHS) yang juga ikut berkontestasi bikin ceruk dukungan masyarakat di Polman semakin porak-poranda.
"Ada kondisi psikologi pemilih yang lebih menginginkan untuk berada di gerbong pemenang. Saya menangkap hal itu. Sepaketnya SDK-JSM ditambah dengan majunya AIM dan ABM di Pilgub ini justru bikin pemilih makin yakin untuk mendukung SDK-JSM. Kondisinya kian mendukung setelah hadirnya PHS yang notabene juga figur alas Polman," ucap Taufik yang dihubungi via sambungan telepon.
(Screenshoot Kompas.com)
Opi, sapaan akrab Taufik menambahkan, SDK-JSM yang memutuskan berpasangan di Pemilihan serentak ini tak ubahnya seperti penyatuan dua poros politik besar yang ada di Sulawesi Barat. SDK dan JSM, kata dia, adalah dua sosok yang saling melengkapi, SDK menambal kelemahan JSM, sementara JSM melengkapi kekuatan politik SDK.
"Ketika SDK-JSM mengkosolidasikan kekuatannya dengan cukup stabil, AIM dan ABM justru menghabiskan banyak energi untuk meretas berbagai opini miring dari publik yang timbul pasca figur yang masih saudara itu memutuskan untuk saling hajar di Pilgub ini," kata Opi.
Menurut Taufik, event Pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Barat tahun 2024 ini boleh jadi momentum kian meredupnya klan Masdar di peta politik Sulawesi Barat. Di Pilkada Polman milsanya, Andi Nursami Masdar 'hanya' diposisikan di kursi calon wakil bupati saja, tak lagi ada di pucuk tertinggi pemerintahan daerah.
Muhammad Taufik Iksan. (Foto/Istimewa)
"Publik banyak yang tidak tahu, bahwa kondisi internal keluarga Masdar itu ibarat benang kusut yang cukup culit untuk diurai. Saya kira itu juga yang jadi penyebab hingga kondisinya tak begitu berpihak pada salah satu poros kekuatan politik besar di Polman, dan Sulawesi Barat ini," Muhammad Taufik Iksan, pengajar ilmu sosial politik dan pemerintahan di Universitas Sulawesi Barat itu menutup.
Berdasarkan hasil hitung cepat Charta Politika Indonesia, menyusul di belakang SDK-JSM ada AIM-Asnuddin (19.71 Persen), lalu ABM-Arwan (18.56 Persen), serta PHS-Enny (15.62 Persen). (*/Naf)