Pemilhan Serentak Tahun 2024

Pilgub dengan Potensi Empat Paslon; Menu yang Bagus untuk Rakyat

Wacana.info
Maskot Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulbar Tahun 2024. (Foto/Istimewa)

MAMUJU--Pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Barat diprediksi bakal diikuti oleh empat pasangan calon. KPU Sulawesi Barat telah menerima konsultasi dari empat Liaison Officer dari masing-masing bakal pasangan calon.

Empat bakal pasangan calon yang diduga keras akan mendaftarkan diri di KPU Sulawesi Barat masing-masing; Suhardi Duka (SDK)-Mayjen TNI (Purn) Salim S Mengga (JSM), Ali Baal Masdar (ABM)-Arwan Aras, Prof Husain Syam (PHS)-Enny Anggraeni Anwar serta Andi Ibrahim Masdar (AIM)-Hasanuddin Sokong.

Jika benar Pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Barat tahun 2024 benar-benar diikuti oleh empat pasangan calon di atas, berarti estimasi dalam perencanaan yang telah disusun oleh KPU Sulawesi Barat telah tepat. KPU Sulawesi Barat sebelumnya telah menyusun perencaan jumlah pasangan calon di Pemilihan tahun ini sebanyak empat pasangan calon; tiga pasangan calon dari jalur partai politik, satu pasangan calon lainnya dari jalur perseorangan.

SDK angkat bicara soal besarnya potensi Pemilihan serentak tahun 2024 ini bakal diikuti oleh empat pasangan calon. Usai menghadiri pembekalan calon anggota DPRD dari Partai Demokrat, SDK menilai, empat pasangan calon di atas adalah putra-putri terbaik yang ada di Provinsi Sulawesi Barat.

"Saya kira itulah demokrasi. Empat calon itu jelas punya kompetensi yang tinggi. Kita akan berkompetisi secara sehat, mereka itu putra putri terbaik daerah ini," ujar SDK, Selasa (27/08).

Suhardi Duka. (Foto/Manaf Harmay)

Di hadapan sejumlah awak media, bakal calon gubernur Sulawesi Barat itu membeberkan fakta tentang betapa nama-nama di atas punya kualitas individu di atas rata-rata. ABM, kata SDK, adalah sosok mantan gubernur Sulawesi Barat. Pun dengan Andi Ibrahim yang tak lain adalah bupati Polewali Mandar dua periode. 

"Lalu PHS sudah pernah jadi Rektor," SDK, Ketua DPD Demokrat Sulawesi Barat itu menambahkan.

Kondisi di atas, jelas akan memberi dampak positif bagi masyarakat utamanya pada gelaran pesta elektoral pemilihan serentak gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Barat tahun ini. Tampilnya putra putri terbaik Sulawesi Barat  di atas bakal menawarkan ragam pilihan kualitas kepada masyarakat dalam menentukan pilihannya.

"Mereka adalah orang-orang terbaik. Jadi, suguhan menu ke rakyat itu akan bagus, menunya bagus. Siapa yang dicicipi, itulah yang akan menjadi gubernur," pungkas SDK.

Sengit, Tak Lagi jadi Penentu 

Adalah hal yang sangat positif ketika tawaran pilihan politik kepada masyarakat cukup beragam. Di alam demokrasi seperti sekarang ini, semakin beragam sajian yang ditawarkan, semakin luas pula ruang bagi masyarakat dalam menentukan pilihan politiknya.

Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Lembaga Obervasi Politica (LOPI) Sulawesi Barat, Muhammad Taufik Iksan. Kepada WACANA.Info, Taufik menilai, dengan semakin banyak figur yang berkontestasi, publik akan lebih leluasa lagi dalam menentukan pilihannya.

Di lain sisi, Polewali Mandar diprediksi akan menjadi gelanggang pertarungan politik yang paling sengit, menurut Taufik. Kata dia, tiga dari empat bakal calon gubernur yang kemungkinan besar akan berkompetisi di Pemilihan serentak gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Barat tahun ini jadi pertimbangan utamanya.

Muhammad Taufik Iksan. (Foto/Istimewa)

Tengoklah nama-nama berikut; ABM, AIM dan PHS yang kata Taufik punya basis massa di Kabupaten Polewali Mandar. Jangan sekali-kali melupakan daya gedor sosok JSM, bakal calon wakil gubernur Sulawesi Barat yang juga punya basis utama di 'bumi Tipalayo' itu.

"Dengan majunya ABM, AIM, dan PHS yang sama-sama punya basis utama di Polman, jelas bikin Polman jadi arena pertempuran yang sengit," tutur Taufik.

Dengan kondisi tersebut, Taufik pun berkesimpulan bahwa meski tetap jadi arena pertarungan yang sengit, Polman pun bisa dikatakan tak lagi jadi wilayah penentu kemenangan bagi masing-masing pasangan calon.

"Tetap akan jadi arena pertempuran yang seru. Karena sebagian besar calon itu punya basis besar di Polman. Tapi dengan kondisi itu, menurut saya Polman bukan lagi wilayah penentu kemenangan bagi siapapun pasangan calon tertentu. Sebab bisa dipastikan pilihan masyarakat bakal terbagi. Itu belum menghitung pengaruh Pilbup Polman yang sudah pasti akan berpengaruh pada Pilgub," demikian Muhammad Taufik Iksan. (*/Naf)