Paskibraka Lepas Jilbab, PPI Bereaksi Keras

MAMUJU--Reaksi keras datang dari pengurus Purna Paskibraka Indonesia (PPI) pasca proses pelantikan calon Paskibraka nasional tahun 2024 resmi dikukuhkan, Selasa 13 Agustus 2024. Bukan apa-apa, dalam agenda pengukuhan tersebut belasan calon anggota Paskibraka putri tingkat nasional itu diketahui melepas balutan jilbab.
Siswanto, ketua PPI provinsi Sulawesi Barat menyesalkan kondisi itu. Kata dia, hal tersebut merupakan bentuk diskriminasi yang bertentangan dengan prinsip kesetaraan dan kebebasan beragama. Sebab idealnya, seluruh calon anggota Paskibraka daerah maupun pusat punya hak untuk mempertahankan identitas agamanya selama tidak mengganggu jalannya latihan ataupun saat bertugas.
"Saya berharap, pihak penyelenggara dapat mengevaluasi kembali kebijakan ini dan memberikan ruang yang lebih inklusif bagi semua peserta. Bagi kami, ini melanggar prinsip kesetaraan," kata Siswanto dalam keterangan tertulisnya kepada WACANA.Info, Rabu (14/08).
Siswanto. (Foto/Istimewa)
Masih oleh Siswanto, setiap individu memiliki kebebasan untuk menjalankan agamanya sesuai keyakinan masing-masing. Poin itu juga dijamin oleh konsitusi negara. Sispapun yang mengintruksikan para calon Paskibraka untuk melepas jilbab itu, kata Siswanto, telah dengan jelas melanggar amanah konstitusi.
"Pemaksaan untuk melepas jilbab dapat dianggap sebagai bentuk intervensi terhadap kebebasan beragama," pungkas Siswanto.
BPIP Mesti Beri Penjelasan
Sudah sejak tahun 2022, urusan Paskibraka ada di bawah kendali Badan Penguatan Idiologi Pancasila (BPIP). Tentang belasan anggota Paskibraka yang melepas jilbab pada saat dikukuhkan, BPIP sudah seharusnya memberi penjelasan.
"Kondisi itu harus mendapat penjelasan yang utuh dari BPIP. Bagi kami, ini jelas merusak semangat Pancasila sekaligus melanggar konstitusi negara. Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai kebhinekaan, pemaksaan untuk melepas jilbab itu jelas bertentangan dengan prinsip menghargai perbedaan dan keberagaman," sumbang Muhammad Ashar, sekretaris PPI Provinsi Sulawesi Barat.
Selama ini, sambung dia, belum pernah ada kasus Paskibraka yang melepas jilbab baik selama latihan, maupun pada saat menjelankan tugasnya. Wajar, jika apa yang terjadi hari ini mendapat reaksi yang begitu keras dari berbagai pihak.
Muhammad Ashar. (Foto/Istimewa)
"Belum pernah ada yang melepas jilbabnya. Baik di daerah maupun di pusat. Itulah kenapa, kami mempertanyakan apa yang menjadi polemik hari ini," Muhammad Ashar, pria yang akrab disapa Accal itu menutup.
Informasi yang diperoleh, sebanyak 18 anggota Paskibraka putri melepas jilbabnya di momentum pengukuhan yang dipimpin langsung Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo di Istana Negara, Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Kuat dugaan, Mutiara Wasilah yang merupakan perwakilan Sulawesi Barat jadi satu dari 18 anggota Paskibraka yang melepas jilbabnya.
Mutiara Wasilah. (Foto/Istimewa)
Reaksi keras juga datang dari PPI Sulawesi Tengah. Dikutip dari akun instagram @ppi_sulteng, pengurus povinsi PPI Sulawesi Tangah, Moh Rachmat Syahrullah mengecam pelepasan jilbab bagi Paskibraka putri tingkat pusat itu.
Dalam unggahan terungkap bahwa ada anggota Paskibraka putri utuusan Sulawesi Tengah yang berjilbab, yang telah tampil tanpa balutan jilbab di kepalanya. Baginya, kondisi tersebut telah dengan terang benderang menunjukkan adanya pelanggaran konstitusi.
(Screenshoot PPI_sulteng)
"Tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Ironisnya, ini terjadi pada program Paskibraka yang sasarannya menjadikan peserta Paskibraka sebagai duta Pancasila," tulis Moh Rachmat Syahrullah.
PPI Sulawesi Tengah pun dengan tegas meminta Presiden Joko Widodo untuk melakukan evaluasi menyeluruh atas pelaksanaan program Paskibraka tahun 2024 di tingkat pusat.
"Kami PPI Sulteng mengecam dengan keras atas kejadian ini dan menuntut BPIP untuk bertanggung jawab," tegas Moh Rachmat Syahrullah dalam unggahan di akun instagram @ppi_sulteng.
Suraidah: Jilbab Tak Mengganggu Tugas Paskibraka
Sepakat dengan reaksi keras dari PPI di atas, Ketua DPRD Sulawesi Barat, Suraidah Suhardi pun menyesalkan pelepasan jilbab putri bagi anggota Paskibraka putri tingkat nasional itu. Kepada WACANA.Info, Suraidah pun mempertanyakan alasan logis di balik pelepasan jilbab itu.
Suraidah Suhardi. (Foto/Istimewa)
"Kenapa mesti lepas jilbab ?. Bagi saya, ini pelecehan agama," kesal Suraidah.
Untuk ragam aktivitas olah raga saja, ada banyak atlet yang masih bisa tampil dengan prestasinya meski dengan balutan jilbab. Menurut Suraidah, mengenakan jilbab sama sekali tak mengganggu anggota Paskibraka putri dalam melaksanakan tugasnya.
"Karena dalam melaksanakan tugasnya, bisa ji pake jilbab orang," tutup Suraidah Suhardi. (*/Naf)