Kisah Pilu Masnah dan Kurniati, Kakak Beradik Korban Banjir Mamuju
Laporan: Adhy Kusrianto
MAMUJU--Masnah dan Kurniati. Warga Dusun Kumaka, Desa Uhaimate. Kaka beradik korban banjir dan longsor yang terjadi 11 Oktober 2022 yang lalu.
Dari keduanya, terungkap kisah pilu pasca bencana yang terjadi di sela-sela hujan deras awal pekan itu.
Kurniati, perempuan beumur 36 tahun itu kini tak lagi punya rumah. 'istana' yang ia bangun dengan susah payah itu harus ia relakan. Lenyap bersama dahsyatnya tumpukan material banjir dan longsor.
Tak lagi ada barang berharga yang ia punya. Pakaian pun ia peroleh dari pemberian orang lain. Dengan suara sedikit bergetar, Kurniati menceritakan detik-detik saat banjir dan longsor terjadi.
"Saya sementara di rumah. Jam dua mulai hujan. Sementara naik air, yah saya kumpul pakaian semua. Simpan di rumahnya kakak (Masnah) di sebelah. Sementara dikumpul itu langsung meluap air. Kabur meki semua. Anakku saja kubawa dengan berkas penting lainnya. Cuma berkas saja yang sempat kutarik," beber Kurniati saat ditemui baru-baru ini.
Masnah dan Kuria Bercerita Detik-Detik Terjadinya Banjir Longsor. (Foto/Firdaus Paturusi)
Rumah Kurniati dengan Masnah hanya berjarak sepelemparan batu. Apes bagi Kurniati, luapan air serta material lumpur yang disertai batu berukuran besar itu ikut melululhlantakkan rumah Masnah.
"Pakaian yang sempat saya kumpul itu, saya simpan di rumah saudara. Tapi sama juga bohong, karena rumahnya saudara ini hanyut juga. Semua barang-barang yang saya simpan di situ ikut hanyut. Habis juga semua," kata Kurniati.
Kurniati dan Masnah adalah dua dari sekian banyak korban banjir dan longsor yang terjadi di Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju. Para korban bencana itu kini hanya mengandalkan bantuan dari para donatur untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
"Itu ji kasian yang paling utama, tempat tinggal. Karena dimanaki sekarang ini mau tinggal ?. Dimana meka kasian mau tinggal ini nak ?. Tua meki juga, tidak ada mi kasihan suamiku juga," sumbang Masnah, perempuan berumur 46 tahun yang mengenakan daster berwarna biru saat ditemui.
Sambil jongkok, Kurniati dan Masnah hanya bisa menangis. Meratapi keadaan yang sama sekali tak berpihak pada kehidupannya. Bercerita, terisak. Sesekali menyeka air matanya.
"Yah kita lihat mi saja keadaanku. Pasti orang tahu ji apa yang paling kami butuhkan sekarang. Seandanya malam itu kejadiannya, tidak tahu meka ini nak. Yang bisa kita ambil syukur sekarang ini yah karena selamat semua keluarga," Kurniati bercerita di atas tumpukan material yang menimbun rumahnya. (*/Naf)









