Makanan dan Pakaian, Dua Hal Paling Mendesak bagi Korban Banjir
Laporan: Adhy Kusrianto
MAMUJU--"Sejak kemarin sore tidak ada pi kasian makanan. Tenggelam dapur, sampai leher itu air sejak sore sampai malam," ungkap salah seorang ibu, warga Dusun Batang Barana, Desa Sondoang, Kalukku, Kabupaten Mamuju sehari pasca bencana banjir dan longsor yang terjadi pada Senin (11/10) siang. Ia jadi satu dari puluhan warga Dusun Batang Barana yang menjadi korban banjir dan longsor. Bencana yang telah meluluhlantakkan segala aktivitas warga Dusun Batang Barana.
Yang tersisa kini hanya puing. Tanah dan lumpur, bahkan batu berukuran besar, hingga batang pohon bertumpuk, meratakan perkampungan warga di sana. Musibah yang didahului lebatnya hujan hari itu terjadi begitu cepat. Hingga sebagian besar warga tak lagi punya waktu untuk menyelamatkan barang berharga apapun. Bahkan sekadar untuk mempersiapkan pakaian saja mereka tak lagi sempat.
Aktivitas Warga Dusun Batang Barana pasca Bencana Bajir Longsor. Mereka Sedang Menyelamatkan Barang-Barang yang Masih Bisa Dimanfaatkan. (Foto/Adhy Kusrianto)
"Kalau kami masyarakat di sini Pak, tidak ada lagi harapan untuk tinggal di sana. Tidak ada lagi harapan. Biar miskin, yah mau mi diapa. Harapan kami sisa dari pemerintah. Kalau ada sumbangan yah Alhamdulillah. Begitu saja," ucap Nurdin, warga Dusun Batang Barana yang ditemui saat sedang mencari barang-barang rumah tangganya yang sekiranya masih bisa ia manfaatkan.
Dusun Batang Barana merupakan perkampungan yang terletak di jalan poros penghubung Mamuju-Bonehau-Mamasa. Tak kurang dari 40 KK yang mendiami daerah tersebut. Akibat banjir longsor, ada empat rumah warga yang hanyut, serta sekitar 30 rumah lainnya kini tak lagi layak untuk ditinggali.
Kini, mayoritas warga Dusun Batang Barana memilih untuk mengevakuasi diri. Mendirikan tenda darurat tak jauh dari perkampungan mereka. Lokasinya pengungsian yang jauh dari kata aman, sebab masih berada di daerah berbukit. Jelas masih sangat rawan akan banjir longsor.
"Semua (warga) di tenda darurat. Baru untuk sementara tempat pengungsi yang sekarang ini juga rentan longsor. Karena di bukit. Takutnya kalau hujan lagi miseda-seda (mencelakakan)," ujar Kepala Dusun Batang Barana, Bodi.
Kondisi Tempat Pengungsian Warga Dusun Batang Barana. (Foto/Adhy Kusrianto)
Saat ini, warga yang bertahan di tenada-tenda pengungsian di Dusun Batang Barana sangat membutuhkan bantuan. Jenis bantuan yang sangat mendesak berupa makanan, pakaian untuk bayu, anak-anak dan dewasa.
"Yah kami tentu bergantung sama pemerintah. Bagaimana pemerintah memperhatikan kami, karena mau bagaimana lagi. Kami mau kembali, tapi tempat tinggal kami sudah tidak ada. Di bilang trauma, yah trauma. Harapannya kami agar pemerintah harus turun tangan bagaimana solusinya. Paling tidak ada tempat untuk kami yang lebih aman," sumbang Andika, warga Dusun Batang Barana lainnya. (*/Naf)