Advertorial Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Barat

Cegah Degradasi Lingkungan; Perkuat Kapasitas Masyarakat Pesisir

Wacana.info
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan. (DKP) Sulbar, Fadli Syamsuddin. (Foto/Manaf Harmay)

MAMUJU--"Ini merupakan bentuk keberpihakan pemerintah provinsi Sulawesi Barat terhadap isu-isu lingkungan utamanya yang ada di perairan pesisir. Mulai dari mangrove hingga terumbu karang yang kondisinya kini semakin terancam,". Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulawesi Barat, Fadli Syamsudin.

Penguatan kapasitas masyarakat pesisir jadi salah satu kunci utama dalam upaya mencegah dampak buruk dari kerusakan ekosistem khususnya yang ada di pesisir Sulawesi Barat. Seperti yang dilakukan DKP Sulawesi Barat di Desa Kambunong, Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah belum lama ini.

Kepada WACANA.Info, Fadli Syamsuddin menguraikan, keseimbangan ekosistem pesisir yang ada di Kambunong kini mulai terusik. Terumbu karang mulai rusak, mangrove pun demikian. Hal yang menurut Fadli justru akan merugikan masyarakat di Kambunong sendiri.

"Terumbu karang di sana rusak oleh aktivitas illegal fishing, pemboman, bius dan lain sebagainya. Itu yang membuat terumbu karang atau mangrove di sana itu mulai hancur. Sehingga perlu kamui melaksanakan pemberdayaan masyarakat pesisir dengan melakukan Bimtek, bagaimana merestorasi karang di sana," ucap Fadli yang ditemui di sela-sela aktivitasnya di kantor DKP Sulawesi Barat, Selasa (11/10).

Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir di Desa Kambunong, Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah. (Foto/Humas DKP Sulbar)

Daya dukung lingkungan, ekosistem pesisir yang tetap terjaga, sambung dia, jelas bakal berbading lurus dengan aktivitas perekonomian masyatakat Kambunong sendiri. Sebuah wilayah yang masyarakatnya mayoritas menggantungkan hidupnya dari perairan pesisir itu.

"Dengan kegiatan ini, kami berharap masyarakat nelayan yang ada di sana supaya punya pengetahuan yang utuh tentang bagaimana menjaga keberlangsungan sumber daya ikan. Yang saya lihat, sekarang ini tinggal ikan yang berukuran kecil yang ada di pesisir di sana itu. Lobster bagus, tapi mulai berkurang," begitu kata Fadli Syamsuddin, pria yang juga peneliti ahli utama pada salah satu lembaga non Kementrian di bawah koordinasi Kemenristek RI, BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) itu.

Edukasi ke Masyarakat Kambunong, Bagaimana Melakukan Transplantasi Terumbu Karang dengan Model Jaring Laba-Laba. (Foto/Humas DKP Sulbar) 

Tanam Karang, Libatkan Masyarakat

Pada kegiatan pemberdayaan masyarakat pesisir di Kambunong, Karossa Kabupaten Mamuju Tengah tersebut, DKP Sulawesi Barat juga melakukan restorasi terumbu karang. Staf seksi produksi peningkatan mutu benih BBI, DKP Sulawesi Barat, Aco M Azwar menyebut, metode yang digunakan pada agenda restorasi karang di Kambunong adalah dengan  membuat percontohan modul model spider, model jaring laba-laba yang ditanamkan bibit karang.

"Di sana itu yang kita buat. Yang lalu (terumbu karang yang telah risak) itu ditenggelamkan, kita buang," ucap Aco, pria yang juga ketua tim transplantasi karang pada kegiatan pemberdayaan masyarakat pesisir tersebut.

Masih oleh Aco, agenda restorasi terumbu karang itu pun ikut melibatkan masyarakat setempat secara langsung. Selain terlibat langsung menanam bibit karang, masyarakat pun diberi edukasi, sosialisasi terkait pentingnya menjaga ekosistem pesisir.

"Kegiatan ini tetap akan ada monitoringnya nanti. Karena transplantasi karang itu tidak sekadar disimpan saja, tapi tetap harus dimontor perkembangannya. Apakah tumbuh atau tidak, yah nanti kita akan lihat. Kalau pun mati, nanti akan kita ganti dengan yang baru," pungkas Aco M Azwar. (ADV)