Di Hadapan Menteri KP, Akmal Beberkan Potensi Kelautan dan Perikanan Sulbar Berikut Tantangannya

Wacana.info
Salah Satu Kampung Nelayan yang ada di Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat. (Foto Drone/Manaf Harmay)

JAKARTA--"Potensinya (potensi perikanan di Sulbar) sangat besar. akan tetapi belum digarap secara maksimal. Kementerian Kelautan dan Perikanan akan dukung penuh,". Hal itu disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono usai mendengar paparan dari Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Barat, Aklam Malik di Jakarta, Selasa (2/08).

Pada kesempatan itu, Akmal memang banyak membeberka potensi sekaligus tantangan yang dihadapi dalam upaya pengembangan sektor kelautan dan perikanan di Provinsi Sulawesi Barat. Kata dia, terdapat 18.272 nelayan yang mengelola sebanyak 7.897 kapal di Sulawesi Barat. Tapi kekuatan kapal tangkap terbilang belum maksimal, hanya didominasi oleh kapal motor di bawal 0,5 GT atau kapal nelayan menggunakan motor tempel.

"Pemprov Sulbar sudah menyiapkan beberapa rencana, seperti pengadaan kapal penangkap ikan, pengadaan pabrik es, pembangunan cold storage, hingga pengembangan budidaya udang," ucap Akmal Malik seperti dikutip dari berita.sulbarprov.go.id.

Jumlah nelayan yang terbilang cukup besar itu, disamping memerlukan kapasitas kapal yang lebih besar, juga mesti mendapat didukungan modal dan bantuan dari sisi peralatan tangkap lainnya.

Pj Gubernur Sulbar saat Bertemu dengan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono. (Foto/sulbarprov.go.id)

"Kalau Kementerian Kelautan dan Perikanan bisa menghibahkan kapal-kapal sitaan pada nelayan di Sulbar, atau dibantu pengadaan kapal, maka akan sangat membantu meningkatkan kesejahteraan para nelayan, khusus untuk sektor perikanan tangkap," sambung Akmal Malik, pria yang juga Dirjen Otda Kementerian Dalam Negeri itu.

Menurut dia, potensi perikanan yang cukup besar itu belum dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh karena beberapa tantangan di atas. Kapal dengan ukuran 10 GT jumlahnya bahkan tak sampai 700-an unit. 

"Sebagian besar dari kapal bertonase 10 GT itu bukan nelayan asal Sulawesi Barat," ungkapnya.

Mirip-mirip dengan kondisi yang dihadapi di sektor perikanan budidaya. Menurut Akmal, OPD terkait tak mampu untuk mengkolaborasikan program pengembangan budidaya udang yang menjadi program andalan Kementerian Kelautan dan Perikanan saat ini.

"Padahal untuk program pengembangan udang, kita target lahan seluas 1.000 Ha. Saat ini kita sudah siap 400 Ha yang tersebar di empat kabupaten," Akmal menambahkan.

Sakti Wahyu Trenggono pun menugaskan Dirjen Budidaya Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk meninjau 400 Ha lahan pengembangan budidaya udang di empat kabupaten di Sulawesi Barat yang dimaksud. (*/Naf)