KIM Bantu Pemasaran Produk UMKM

MAMUJU--Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) merupakan bentuk lain dari kemudahan untuk menyampaikan informasi ke masyarakat luas. Terlebih untuk pemasaran produk UMKM.
KIM Mamuju Mapaccing Desa Rante Mario, Kecamatan Tommo merasakan hal itu. Ketua KIM Rante Mario, I Wayan Sukardiana mengatakan, penyebaran informasi tentang apa dan bagaimana kegiatan kelompok mereka dalam menjalankan aktivitasnya cukup terbantu dengan adanya KIM yang resmi berdiri sejak tahun 2019 lalu.
"KIM ini sangat bagus yang dibentuk Pemkab kemarin. Jadi kita memiliki akses informasi yang lumayan walaupun tidak menyeluruh," tutur I Wayan.
"Ketika ada aspirasi masyarakat itu dapat langsung disampaikan di grup KIM. Jadi penyekat antara Pemda dengan masyarakat Desa semakin menipis. Bahkan tidak ada," sambung dia.
I Wayan menambahkan, penyebaran informasi tentang produk usaha yang dihasilkan oleh anggota kelompok cukup mudah. Kata dia, jenis usaha yang dihasilkan kelompok mereka mulai dari usaha jasa sampai budidaya ikan air tawar.
"KIM saya sudah bekerjasama dengan CV Multi Payment Nusantara di Magetan Jawa Timur dalam bidang penjualan pulsa all operator. Kemudian pelayanan PPOB (Payment Point Online Bank) itu meliputi pembayaran BPJS kesehatan, PDAM, pembayaran zakat, itu bisa di situ," paparnya.
"Kedua usahanya budidaya ikan nila. Kenapa budidaya, karena prospek ke depannya ini kebutuhan ikan makin banyak. Ketimbang kita cari ikan atau beli ikan dari laut itu kan jauh. Lebih baik kita budidaya untuk konsumsi sendiri dan masyarakat desa," ujar dia.
Kika tak ada aral melintang, pemerintah daerah dalam waktu dekat akan memberikan bantuan untuk mendukung usaha budidaya ikan nila tersebut. Sekaligus memonitori dan mengevaluasi proses budidaya yang dilakukan.
Pada perkembangannya, anggota KIM juga menggerakkan usaha kuliner tradisional. Sistemnya, pesan-antar.
"Tapi yang usaha bukan KIM. Karena KIM tidak punya modal, jadi yang usaha itu anggota KIM itu sendiri. Kita menfasilitasi dalam bentuk media, untuk mendesiminasi informasi," urai I Wayan.
I Wayan pun berharap, pemerintah daerah bisa meningkatkan kapasitas anggota KIM agar di masa mendatang bisa lebih baik dalam mengelola KIM berikut jenis usaha yang mereka geluti.
"Kita butuh pelatihan, Bimtek. Kalau dibiarkan begitu saja mana bisa maju. Terus terang kami di sini bagaimana semaksimal mungkin agar bisa punya usaha. Sekarang kami sudah punya usaha," demikian I Wayan Sukardiana. (ADV)