Politik Bergerak, Sebuah Keresahan Tentang Demokrasi Kekinian
MAMUJU-- 'Politik Bergerak', jadi judul buku yang ditulis Dr Mortaza A Syafinuddin Hammada. Buku tersebut diklaim mampu memberi ragam cara pandang berpolitik baru menuju demokrasi yang jauh lebih sehat.
Mortaza yang mantan ketua umum PB HmI itu menjelaskan, dalil lain yang dibangun dalam bukunya itu adalah politik yang idealnya senantiasa bergerak menuju kemajuan. Jika tidak ingin nasib perpolitikan akan sama dengan kubangan air yang kotor dan dipenuhi banyak penyakit.
"Cara berkampanye lama ketika masyarakat disuguhi dengan janji politik, bahkan ada yang bermain politk uang, ini adalah satu hal menjadi jejak paling buruk demokrasi kita," terang Mortaza dalam bedah buku 'Politik Bergerak' di salah satu cafe di kota Mamuju, Jumat (12/04) Sore.
Bagi dosen Universitas Paramadina Jakarta itu, politik sudah harus dipahami sebagai model pelayanan kepada publik. Bukan pertarungan perebutan kekuasaan semata.
"Misalnya juga, saling mempercayai di dalam politik itu penting. Bukan dibalik bahwa saling mencurigai, saling tidak mempercayai, itulah indikator politik yang diakui dan dianggap wajar," paparnya.
Politisi juga bertanggungjawab untuk menampilkan keadilan d iatas penggung politik. Kata dia, jangan sampai politik yang saling gesek antar politisi, oleh masyarakat ditafsirkan sebagai tontonan yang wajar.
Editor Inisiasi Press dalam diskusi itu mengaku sangat prihatin atas kondisi demokrasi saat ini yang menurutnya cenderung dikuasai oleh pemilik modal. Maka tawaran lain dalam buku tersebut adalah bagaimana ide dan gagasan mengantikan posisi sang pemilik modal.
"Inilah yang ingin saya tawarkan kepada masyarakat. Siapa yang paling maju gagasannya, maka dialah yang akan bisa bersaing di waktu yang akan datang. Jangan terbalik, pemilik gagasan diperhamba oleh pemilik uang," cetusnya.
"Pemilik gagasan harus diberikan ruang, kesempatan berbicara setara dengan para pemilik modal. Jangan pemilik gagasan diperalat didalam praktek politik," urai Mortaza.
Pria asli Tapalang, Mamuju itu mengatakan, rakyat harus berani memberontak. Pemberontakan yang dimaksudnya ialah dalam hal pemikiran untuk mengubah kebiasaan dan sistem. Kebanggaan yang lahir setelah sanggup melakukan perubahan adalah bagian terpenting dari politik yang dinamis dan sehat.
"Semua ini adalah argumen. Bahwa kita perlu berubah menjadi lebih baik. Berubah itu seni," tutup Dr Mortaza A Syafinuddin Hammada. (Keto/B)