Benarkah Syamsul dan Hamdan Disandera Kelompok Militan Bersenjata ?

Wacana.info
Saenab dan Fitriani, Ibu dan Istri Syamsul Saguni yang Diduga Disandera bersama Salah Seorang Rekannya oleh Kelompok Militan bersenjata di Malaysia. (Foto/Rumi)

MAJENE--Air di matanya terus saja menetes. Membasahi pipi perempuan tua itu sembari terus mengenang anaknya yang hingga kini tak tahu di mana rimbanya.

Saenab, perempuan 70 tahun itu begitu terpukul atas kabar yang ia peroleh ihwal putranya, Syamsul Saguni (38). Syamsul adalah warga dusun Tosalama, desa Lalatedong, Sendana, kabupaten Majene yang kabarnya disandera kelompok militan bersenjat pada 10 September 2018 lalu di perairan Sabah, Malaysia.

Kabar yang diperoleh pihak keluarga, Syamsul tak sendiri. Ia bersama salah seorang rekannya bernama Hamdan alias Osman yang dikabarkan disandera saat sedang mencari ikan di perairan tersebut.

Syamsul dan Hamdan merupakan tenaga kerja Indonesia asal desa Tallu Banua dan Desa Lalatedong, Sendana, Kabupaten Majene. Syamsul selama ini berkerja sebagai kapten di Kapal Motor Dwijaya I milik pengusaha asal Malaysia. Sementara Hamdan asistennya.

Syamsul Saguni, Salah Seorang TKi Asal Mejene yang Diduga Disandera Kelompok Militan Bersenjata di Malaysia. (Foto/Rumi)

Duka mendalam jelas begitu dirasakan oleh Saenab, ibu Syamsul. Si sulung dari enam bersaudara itu selama ini juga jadi satu-satunya penopang ekonomi keluarga. Saenab mengurai, Syamsul sudah puluhan tahun menjadi pelaut, beberapa tahun belakangan baru diangkat menjadi kapten kapal. 

Syamsul, oleh keluarga dikenal sebagai sosok yang humble, suka berbagi kepada setiap keluarganya yang membutuhkan.

"Seperti saat ada sepupunya yang menikah, dia yang biayai dan selama ini dia juga membiayai kuliah adiknya," urai Saenab saat WACANA.Info menyambangi kediamannya akhir pekan kemarin.

Korban juga dikenal sangat sabar termasuk kepada sang istri.

"Dia sabar dan jarang sekali marah," dia menambahkan.

Sementara itu, Fitriani (28) istri Syamsul berharap, ayah dari dua anaknya itu senantiasan dalam keadaan baik-baik saja. Selain berdoa, tak banyak yang dapat ia lakukan. Ia pun berharap, pria yang telah menikahinya sejak lima tahun yang lalu itu dapat segera dibebaskan.

"Kami berharap pemerintah segera melakukan upaya pembebasan agar Syamsul bisa pulang dan berkumpul kembali bersama kami," ujar Fitriani.

Sementara itu, Keluarga Hamdan alias Osman di desa Tallu Banua juga telah mengetahui informasi seputar penyanderaan itu. Adik Hamdan, Ahmad, mengaku, dirinya telah mendapat kabar via telepon dari rekan kerja korban di perairan Malaysia. 

"Kapal mereka tiba-tiba diserbu dan menyandera kedua korban," ungkap Ahmad. 

Tak banyak informasi yang diperoleh saat WACANA.Info mengkonfirmasi hal di atss ke pemerintah kabupaten Majene. Ditemui di Rumah Jabatannya, Bupati Majene, Fahmi Massiara enggan berkomentar soal informasi tersebut.

"Kita berharap yang terbaik saja," kata Fahmi seraya mengaku masih menunggu informasi lanjutan dari pihak Kementerian Luar Negeri. (Rumi/Naf)