Berpelukan Sebelum Massa GTT dan PTT Tinggalkan Gubernuran

Wacana.info
Aksi Saling Berpeluka Sebelum Massa Meninggalkan Gubernuran. (Foto/Manaf Harmay)

MAMUJU--"Hidup Pak Kadis, hidup Pak Kadis...,". Itu yang diteriakkan ratusan Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) dan sejumlah perwakilan organisasi mahasiswa sesaat sebelum mereka meninggalkan kantor Gubernur Sulawesi Barat, Kamis (19/07).

Tuntutan yang mereka bawa, yakni disegerakannya penerbitan SK berikut proses pembayaran gaji yang sejak awal 2018 ini belum mereka peroleh, mendapat jawaban yang dianggap cukup memusakan dari pemerintah provinsi Sulawesi Barat. Dalam hal ini Kepala Dinas Pendidikan provinsi Sulawesi Barat, Arifuddin Toppo.

Pada kesempatan itu, baik massa aksi maupun pihak Dinas Pendidikan menyepakti sejumlah poin. Poin-poin kesepakatan itu pun dituangkan ke dalam lembar pernyataan yang ditandatangani oleh perwakilan PTT dan GTT dan oleh Arifuddin Toppo sendiri.

Salah satu poin dalam nota kesepahaman antara massa aksi dan pemerintah provinsi Sulawesi Barat adalah pemerintah segera membayarkan gaji kepada 925 GTT dan PTT yang ada. Nominal gajinya tetap disesuakan dengan ketersediaan anggaran yang telah tertuang di DPA.

Pemerintah provinsi Sulawesi Barat juga dalam waktu dekat bakal segera menerbitkan SK kepada para GTT dan PTT tersebut.

Dalam nota kesepahaman tersebut, para GTT dan PTT serta organisasi mahasiswa pun diwajibkan untuk menjaga sekaligus mengawasi SK yang dikeluarkan oleh pemerintah provinsi.

Desakan untuk segera menerbitkan SK dan membayar gaji GTT dan PTT itu juga telah diamninkan langsung oleh Arifuddin Toppo. Kepada WACANA.Info, mantan Kepala Dinas Pendidikan Polman itu mengaku, pihaknya bakal memproses penerbitan SK pada hari Senin, pekan depan.

Proses pembayaran gaji juga akan dilakukan setelah SK yang dimaksud telah terbit. Tentu setelah syarat-srayat pencairan dan pembayaran gaji telah terpenuhi.

Tercapainya kesepakatan tersebut membuat ratusan massa aksi perlahan meninggalkan kompleks kantor Gubernur Sulawesi Barat. Sebelum pulang, beberapa perwakilan massa aksi terlihat berjabat tangan dengan Arifuddin Toppo, dengan perwakilan dari Dinas Pendidikan Sulawesi Barat dan beberapa aparat keamanan.

Bahkan, aksi saling berjabat tangan itu pun ditutup dengan saling peluk antara perwakilan massa aksi dengan Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Barat, Arifuddin Toppo.

Satu persatu permintaan berjabat tangan dilayani oleh Arifuddin Toppo. Hampir semua orang yang berjabat tangan dengan dia diakhiri dengan saling peluk di atara mereka. Dan massa aksi pun meninggalkan kantor Gubernur Sulawesi Barat. (Naf/A)