MAMUJU--Nurdin Passokkori memutuskan untuk menyudahi pengabdiannya di KPU Sulawesi Barat. Selanjutnya, ia pun berencana bakal ikut bertarung untuk memperebutkan kursi DPD RI perwakilan Sulawesi Barat.

Sebagai sosok yang cukup berpengalaman di KPU, Nurdin menitip sejumlah poin penting sebagai bekal bagi para Komisioner KPU Sulawesi Barat yang baru. Hal itu ia singgung saat ditemui di salah satu cafe di kota Mamuju, Senin (23/04).

"Pertama kalau di KPU itu yang paling penting leadership. Berada di satu organisasi yang menjadi pusat perhatian orang, karena semua kepentingan politik itu kan sasarannya ke KPU semua. Jadi mengelola kepentingan berbeda-beda itu memang kita harus betul-betul siap. Kita harus mampu menghadirkan lembaga KPU yang solid. Nah di sini leadership begitu dibutuhkan," terang Nurdin Passokkori.

Pria asli Majene itu juga menyebut, para Komisioner baru nantinya mesti memiliki pengetahuan tekhnis kepemiluan di atas rata-rata. 

"Misalnya hal yang mendasar itu seperti manajemen kepemiluan. Ada orang yang paham regulasi, ada orang hukum. KPU itu mengelola kepentingan, mengelola konflik. Jadi harus ada orang hukum yang betul-betul paham tentang aturan," sambungnya.

Yang juga menjadi catatan penting dari Nurdin ialah pengelolaan data di KPU. Pria yang juga mantan ketua KNPI Sulawesi Barat itu menganggap, pengelolaan data khususunya untuk kepentingan kepemiluan, merupakan salah satu bagian yang paling penting.

"Harus ada yang paham data. Yang mengerti IT data. Itu semua sebenarnya hal-hal yang standar saja. Kalau KPU diisi oleh orang-rang seperti itu, saya kira lembaga KPU sudah cukup kuat," cetusnya.

"Mekanisme internal juga perlu diperbaiki. Harus ada SOP di dalam komisioner sendiri. Misalnya kalau di KPU itu harus jelas, siapa yang bertugas menangani kalau persoalan A misalnya. Itu harus jelas. Jangan masalah misalnya harusnya dilakukan oleh si A, tapi orang lain yang lakukan. SOP itu harus didisiplinkan," tutup Nurdin Passokkori. (Naf/A)