Bagaimana Tasawuf Menjadi Solusi Berbagai Masalah Sosial ?, Ini Kata KH Syibli Sahabuddin

Wacana.info
Dialog Publik WACANA.Info. (Foto/Manaf Harmay)

MAMUJU--Kebutuhan akan nilai keagamaan diharap mampu menjadi solusi dari beragam problematika sosial yang dewasa ini kian bermunculan. Tasawuf sebagai jalan untuk menyucikan jiwa, menjernihkan akhlak dan membangun pribadi yang lebih baik lagi merupakan salah satu cara untuk menjawab ragam tantangan dan persoalan sosial yang kian beragam wujudnya.

Hal itu diungkapkan mantan Ketua PW NU Sulawesi Barat, KH Muhammad Syibli Sahabuddin. Dalam sebuah diskusi publik yang digelar WACANA.Info, Selasa (30/01), Syibli menyebut, mendalami ilmu tasawuf akan membuat pribadi sesorang lebih menghargai semua ciptaan Tuhan.

"Kita akan lebih mudah untuk membantu, menolong orang lain. Kita tidak lagi berfikir tentang apa latar belakang orang tersebut. Sebab membantu orang lain, merupakan salah satu cara kita menghargai ciptaan Tuhan," jelas KH Syibli Sahabuddin.

Selain itu, mursyid tarekat qodiriyah itu pun menyebut, tasawuf sesungguhnya mengajarkan tentang etika serta perilaku hidup yang baik bagi setiap orang yang mendalaminya. 

"Jika ini didalami oleh mayoritas orang, saya kira tasawuf bisa jadi menjawab semakin kompleksnya persoalan khususnya di Sulbar ini," ucap pria yang juga Anggota DPD RI itu.

Diskusi publik hari itu digelar di Ngalo Rock Cafe di bilangan Karema, Mamuju. Turut dihadiri oleh sejumlah orang dengan beragam latar belakang, mahasiswa, LSM, serta insan pers. 

Sementara itu, moderator diskusi publik hari itu, Nur Salim Ismail menambahkan, tasawuf hendaknya mampu menjadi jawaban akan dahaga keagamaan khususnya bagi kalangan muda. Dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di Mamuju itu juga berharap, tasawuf tidak lagi mejadi hal yang terkesan ekslusif untuk dikonsumsi banyak orang.

"Kita mau tindak lanjuti gagasan yang berkembang pada muktamar Jam’iyyah  Ahlith Thoriqoh Al-Muktabaroh An-Nahdliyyah (Jatman) di Pekalongan beberapa waktu lalu. Bahwa pengembangan ajaran tasawuf mesti lebih digencarkan. Utamanya di kalangan generasi muda. Tentu sesuai dengan konteks masing-masing wilayah," begitu kata Nur Salim Ismail. (Naf/A)