Masossor Manurung; Maradika Tammakana kana
MAMUJU--Kerajaan Mamuju menyimpan nilai sejarah yang belum banyak diketahui oleh masyarakat pada umumnya. Satu diantaranya tentang asal muasal benda Pusaka yang dimiliki Kerajaan Mamuju, 'Manurung'.
Mengutip keterangan Maradika Mamuju, Andi Maksum Dai saat menghadiri prosesi 'Masossor Manurung' (penyucian keris pusaka), Manurung merupakan kembaran seorang putra dari Raja Mamuju yakni Lasalaga.
“Ketika permaisuri Raja Mamuju melahirkan seorang putra yang sehat dan mungil, pada saat itu pula terdapat sebilah keris yang disebut Manurung. Keberadaannya ini menjadi kejadian yang luar biasa karena seorang putra Raja yaitu Lasalaga kembar dengan Manurung tersebut,”urai Maksum Dai pada prosesi Masossor Manurung di kompleks Rumah Adat Mamuju, Kamis ( 13/07).
Ia menambahkan, keris yang diberi nama 'Manurung' tersebut diyakini memiliki kesaktian dan kekuatan yang luar biasa. Itu dibutkikan dengan kemampuan 'Manurung' untuk membebaskan Raja dari segenap kesuliatan dalam memimpin kerajaan. .
“Apabila Maradika membawa Manurung ke suatu tempat, maka seluruh yang dilewati oleh Manurung akan tunduk kepadanya. Olehnya itu Manurung dijuluki sebagai Maradika Tammakana kana,” ungkap Andi Maksum Dai.
'Manurung' juga jadi saksi bisu akan eratnya pertautan hubungan darah antara kerajaan Mamuju dengan kerajaan Badung, Bali. Bupati Mamuju, Habsi Wahid mengatakan, 'Masossor Manurung' sesungguhnya menyimpan kekayaan potensi budaya Mamuju.
“Dengan adanya keterikatan dengan Bali, hal ini bisa dijadikan intervensi dalam memadukan antara budaya Mamuju dan budaya Bali yang nantinya dapat dijadikan sebagai ikon budaya yang dapat dikerjasamakan,” kata Habsi.
Hari itu, prosesi 'Masossor Manurung' turut dihadiri Raja Gowa, Andi Kumala Itjo Karaeng Lembang Parang, Wakil Gubernur Sulawesi Barat, Enny Anggraeni Anwar, Forkopimda Lingkup kabupaten Mamuju, pemangku adat 'Galagar Pitu', pimpinan OPD lingkup kabupaten Mamuju, serta masyarakat pada umumnya. (*/Naf)