Pernikahan di Usia Dini Juga Jadi Penyebab Tingginya Angka Kematian Ibu dan Anak

Wacana.info
Andi Rita Mariani di Kegiatan BKKBN. (Foto/Lukman Rahim)

MAMUJU--Di Sulawesi Barat, angka kematian ibu dan anak tergolong cukup tinggi. Hal itu juga disebabkan karena kian maraknya pernikahan di usia dini, ditambah kurangnya pemahaman masyarakat soal kesehatan reproduksi pada ibu. 

Sebagai respon pemerintah akan fakta di atas, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam waktu dekat akan melakukan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) dengan kantor wilayah Kementrian Agama Sulawesi Barat.

kepala BKKBN Sulawesi Barat, Andi Rita Mariani menjelaskan, MoU tersebut akan berisi tentang pemberiaan pemahaman kepada petugas penyuluh pernikahan di Kantor Urusan Agama (KUA). Tujuannya untuk mengitergrasikan program BKKBN dengan program Kementerian Agama, khususnya dalam memberi pemahaman bagi calon pengantin baru.

"Nantinya petugas KUA akan membantu BKKBN mensosialisaikan tentang kesehatan reproduksi ibu saat memberikan kursus pengantin," jelas Andi Rita saat ditemui dalam sebuah kegiatan di d'Maleo hotel, Mamuju, Rabu (12/04).

Lebih lanjut, ia menerangkan, pentingnya memberikan pemahaman kepada kepada masyarakat terutama kepada calon pengantin 
soal kehidupan berkeluarga dan pemahaman kesehatan reproduksi. Itu dianggap urgen agar para calon pengantin dapat mengetahui jarak ideal untuk melahirkan sehinggah mampu menekan angka kematian ibu dan anak di Sulawesi Barat.

"Angka kematian ibu dan anak di Sulbar itu berbanding dengan banyaknya pernikahan di usia muda," sebut Andi Rita.

Regulasi yang berlaku memang telah membolehkan bagi siapa saja yang telah menginjak usia 16 tahun untuk dapat menikah. Namun menurut Andi Rita, pihaknya lebih menitikberatkan pada aspek bagaimana menjaga kesehatan reproduksi ibu dan anak. 

Dikatakannya, usia ideal bagi perempuan untuk menikah ialah 20 tahun dan hamil itu di usia 21 tahun. Bagi laki-laki 25 tahun.

"Kita kasi pemahaman tentang empat terlalu. Misalnya jangan terlalu muda melahirkan, jangan terlalu tua melahirkan, kemudian jangan terlalu banyak dan jangan terlalu rapat. Intinya dua anak lebih baik," pungkas Andi Rita Mariani. (Keto/B)