Bahtiar: Kalau Saya Mau Berpikir Pribadi, Saya Memilih Gabung ke Kaltim

Wacana.info
Bala Balakang. (Foto/Google Map)

MAMUJU--kekayaan sumber daya alam yang terkandung di kepulauan Bala Balakang merupakan salah satu alasan kuat untuk mempertahankan wilayah tersebut agar tetap jadi bagian wilayah kabupaten Mamuju. Hal itu disampaikan Kepala Desa Bala Balakang Timur, Bahtiar Salam, Sabtu (18/03) malam.

Saat menghadiri diskusi soal polemik kepemilikan kepulauan Bala Balakang, Bahtiar menyebut, sejumlah hal mestinya dipertimbangkan matang-matang oleh semua pihak agar gugusan pulau di semenanjung selat Makassar itu tetap berada di wilayah administrasi kabupaten Mamuju.

"Kalau saya berpikir pribadi, saya sudah memilih untuk ke sana 
(Kalimantan Timur). Tapi saya tidak begitu. Ada satu juta rakyat Sulawesi Barat yang perlu kita pikir bersama. Tentang kesejahterahan mereka, apabila sumber daya alam ini dikelola dengan baik. Ini adalah bagian aset yang besar yang sangat diharapkan oleh rakyat Sulawesi Barat di masa mendatang," sebut Bahtiar pada diskusi yang digelar di Ngalo Rock Cafe, Mamuju.

Di hadapan puluhan perwakilan organisasi kemahasiswan yang sempat hadir, Bahtiar menambahkan, pemenuhan fasilitas penunjang di kepulauan Bala Balakang masih jauh dari kata maksimal. Itu jelas berdampak pada tingkat ekonomi masyarakat yang masih terbelakang. 

Tak hanya itu, fasilitas kesehatan, pendidikan serta beberapa fasilitas penunjang lainnya, menurut Bahtiar perlu untuk mendapat perhatian pemerintah. 

"Tenaga pendidik yang masuh kurang dan tidak betah disana. Terkadang satu sekolah ada seratus murid, hanya ada satu, atau dua gurunya yang mengajar," ungkapnya.

Ia mengungkapkan, tenaga pengajar yang ada di Bala Balakang rata-rata masih berstatus tenaga kontrak. Tunjangannya pun terbilang tak sesuai dengan beban kerja yang harus dipikul. Dampaknya, ada saja tenaga pengajar yang tidak betah menetap di Bala Balakang. 

"Memang di sana kebutuhan itu sangat tinggi. Beras saja, 20 Kilogram 1 sak itu harganya Rp. 300 Ribu. Air minum mineral botol besar itu sampai Rp. 10 Ribu. Begitu gambarannya," tutur Bahtiar.

"Save Bala Balakang, untuk kita perhatikan bersama. Untuk kita perjuangkan seluruh hak-hak masyarakat yang ada di sana. Dan terbebas dari abrasi pantai," pungkas Bahtiar Salam.

Seperti diketahui, polemik kepemilikan kepulauan Bala Bakalang kembali mencuat. Itu lantaran pemerintahan provinsi Kalimantan Timur diduga kembali mengklaim kepemilikan gugusan pulau kaya sumberdaya alam tersebut. (Keto/A)