Di Mamuju, Subsidi Pupuk Belum Mencukupi

Wacana.info
Ilustrasi Pupuk. (Sindo Jabar)

MAMUJU--Subsidi pupuk untuk musim tanam lahan pertanian tahun 2017 di Mamuju dinilai belum mencukupi. Hal tersebut disampaikan oleh Sekertaris Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Mamuju, Sujiyono. 

Sujiyono menyebut, pupuk yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan lahan pertanian seluas 31.000 Hektar sebanyak 12.400 Ton.

"Kalau per hektar sawah menggunakan 500 Kwintal pupuk, berarti untuk 31.000 Hektar dibutuhkan 12.400 ton pupuk. Itu belum termasuk lahan perkebunan palawija," ungkap Sujiyono, kemarin. 

Ia mengungkapkan, jumlah total alokasi pupuk bersubsidi untuk tahun 2017 hanya mencapai 5.872 Ton. Dengan perincian pupuk urea sebanyak 4.150 Ton, pupuk SP36 sebanyak 432 Ton, pupuk ZA sebanyak 1.580 Ton, pupuk NPK 3.000 Ton serta pupuk organik 350 Ton. Artinya masih kekurangan sekira 6.528 Ton.

Itu artinya masih terdapat keterbatasan anggaran dari pemerintah pusat sehingga belum mampu menampung kebutuhan pupuk lahan pertanian di daerah, khususnya Mamuju. 

"Pupuk subsidi kan yang menentukan dari pusat langsung (pemerintah pusat)," lanjutnya.

Urusan penyalurannya, Sujiyono menjelaskan, pupuk tersebut akan disalurkan langsung pada kelompok tani di sepuluh kecamatan. Diantaranya kecamatan Mamuju, Simboro, Tapalang Barat dan kecamatan Tapalang, Papalang, Kalukku, Sampaga, kecamatan Tommo, kecamatan Bonehau dan kecamatan Kalumpang.

"Jadi paling nanti April kita mulai distribusikan. Paling lambat sekali minggu kedua bulan lima. Karena disitu baru musim tanam," pungkas Sujiyono.

Sementara itu, Kepala Seksi Pupuk dan Alat Mesin, Bidang Sarana dan Prasarana, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Mamuju, Fauziah mengungkapkan, harga eceran pupuk yang dimaksud di patok berdasarkan jenis. 

Untuk pupuk urea Rp. 1.800 per Kilogram, pupuk SP36 Rp. 2.000 per Kilogram, pupuk ZA Rp. 1.400 per Kilogram dan untuk pupuk organik Rp. 500 per Kilogram. (*/B)