Kecewanya Peserta SMN yang Tak Ditemui Gubernur Sulbar

Wacana.info
Peserta SMN asal Papua Barat dan dari Sulbar Berbaur Bersama di Syukuran Ulang Tahun Anwar Adnan Saleh di Rujab Wakil Gubernur Sulbar. (Foto/Manaf Harmay)

MAMUJU--Belum pulih betul kondisi kejiwaan para pelajar asal Sulawesi Barat peserta program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) akibat aksi unjuk rasa di Papua Barat. Selasa (20/08) malam, mereka bahkan sudah harus kembali menelan pil pahit di tanah kelahirannya sendiri.

Tak lama setelah mereka tiba dengan selamat di kabupaten Mamuju, peserta SMN itu menerima undangan makan malam dari Rujab Gubernur Sulawesi Barat, Ali Baal Masdar. Bukannya menikmati makan malam di Rujab Gubernur, peserta SMN itu justru tak ditemui Ali Baal Masdar.

"Kita tadi disambut sama Asisten kalau tidak salah. Kemudian cuma disuruh menunggu di depan rumahnya (Rujab Gubernur) saja. Otomatis kita kecewa," sebut salah satu siswi peserta SMN yang ditemui di sela-sela syukuran hari ulang tahun mantan Gubernur Sulawesi Barat, Anwar Adnan Saleh.

Siswi lain yang di tempat yang sama menambahkan, Gubernur Ali Baal Masdar bukannya tak ada di Rujab. Kata dia, saat itu, Pak Gubernur sedang dalam agenda lain di dalam Rujab Gubernur.

"(Gubernur) ada di dalam. Katanya dia makan malam. Jadi kita tidak ditemui sama sekali. Otomatis kita, saya sendiri sedih kita dibeginikan," cetus siswi SMK 1 Bambalamotu itu.

Kisah pilu lainnya juga diceritakan salah satu peserta SMN asal Polewali Mandar. Ia berkisah, saat rombongan telah tiba di Rujab Gubernur, mereka hanya dipersilahkan menunggu di teras Rujab. 

"Pas kita ke sana, tidak dijemput, tidak diapa. Cuma diwakili, katanya ada tamunya lagi makan malam, jadi cuma bisa diwakili. Cuma disuruh saja sebatas di depan pintu saja, tidak sampai masuk ke dalam. Kita cuma disuruh berbaris saja di depan. Katanya Bapak Gubernur tidak bisa keluar, lagi ada tamu. Tidak ada respon apa-apa, terus kita pulang," urai dia.

Wajar jika penerimaan yang seolah tak sepenuh hati dari 'orang Rujab' itu bikin luka di benak para peserta SMN semakin menganga. Betapa tidak, aksi unjuk rasa berujung bentrok di Manokwari, Papua Barat bikin mereka harus dievakuasi dari hotel, menuju fasilitas milik PT Pelindo IV dan bergeser ke Bandara untuk diterbangkan ke Mamuju.

Rentetan kejadian itu jelas bikin kondisi psikologi peserta SMN yang terbilang masih belia itu sangat tertekan.

Diterima Hangat di Rujab Wakil Gubernur

Jika di Rujab Gubernur mereka tak diberi akses untuk bertemu dengan Ali Baal Masdar, beda cerita dengan kondisi di Rujab Wakil Gubernur Sulawesi Barat, Enny Anggraeni Anwar.

Rujab Wakil Gubernur malam itu memang sedang digelar syukuran ulang tahun suami Enny yang juga mantan Gubernur Sulawesi Barat, Anwar Adnan Saleh. Di sana, pelajar peserta SMN berbaur dengan para tamu undangan, termasuk dengan pelajar SMN asal Papua Barat menikmati sejumlah hidangan yang disediakan.

Mereka bahkan sempat membawakan beberapa lagu daerah di panggung hiburan pada syukuran ulang tahun Anwar Adnan Saleh yang ke-71 malam itu.

"Anak-anakku yang baru kembali, ibu ucapkan selamat kembali ke tanah leluhur kita tanda ada kekurangan suatu apapun. Meski masih ada trauma sedikit karena memang tempat mereka sempat digedor-gedor pintunya, tapi Alhamdulillah kondisinya sudah mulai baik," ujar Enny dalam sambutan singkatnya.

Gubernur Sulbar Bukannya Tak Ingin Temui Peserta SMN

Tim fasilitasi pertemuan SMN dengan pemerintah provinsi Sulawesi Barat, Burhanuddin Bohari menjelaskan, Rujab Gubernur Sulawesi Barat sedianya telah menerima kunjungan peserta SMN asal Papua Barat. 

Dikutip dari siaran pers Humas pemerintah provinsi Sulawesi Barat, setelah silaturahmi dengan peserta SMN dari Monokowari, Papua Barat selesai, pihak tim protokol pemerintah provinsi Sulawesi Barat mempersilahkan Gubernur beserta Kepala OPD memasuki ruangan Rujab untuk mengikuti acara yang lain yang memang telah diagendakan sebelumnya. Tanpa mengetahui kalau masih ada rombongan SMN utusan Sulawesi Barat yang sementara dalam perjalanan dari Hotel Matos menuju Rujab Gubernur Sulawesi Barat. 

"Pada saat yang sama peserta SMN Papua Barat juga sudah pamit kepada Gubernur untuk siap kembali ke Hotel Matos mengikuti acara yang lain yang juga telah digendakan panita," jelas Burhanuddin.

Pada saat rombongan SMN asal Sulawesi Barat tiba di Rujab Gubernur Sulawesi Barat, Gubernur Sulawesi Barat sedang memimpin jalannya acara di ruangan Rujab, sehingga pihak protokol menghubungi asisten untuk menerima sementara pihak SMN asal Sulawesi Barat sambil menunggu Gubernur selesai memimpin acara. 

"Namun hal ini kurang diterima peserta SMN Sulbar dan ingin segera kembali ke Hotel Matos untuk bergabung dengan peserta SMN asal Papua Barat mengikuti acara yang sama yang telah diagendakan panitia," sambung Burhanuddin.

Masih dari rilis yang sama, pertemuan dengan peserra SMN asal Sulawesi Barat dengan Gubernur tersebut di luar dari jadwal ditentukan akibat adanya force majure. Sehingga penarikan peserta SMN lebih cepat dari yang jadwal yang telah ditetukan yaitu tanggal 23 Agustus 2019.

"Hal ini berdampak pada adanya perubahan jadwal kegiatan sehingga jadwal pertemuan dengan Gubernur Sulawesi Barat dengan peserta SMN baik utusan Papua Barat maupun utusan Sulawesi Barat terpaksa di luar jadwal yang telah direncanakan," jelas Burhanuddin.

Burhanuddin mengurai, kejadian tersebut betul-betul kesalahan panitia yang mis komuniksi dan inkoordinasi dengan pihak tim protokol pemerinrath provinsi Sulawesi Barat. 

"Jadi bukan unsur keseganjaan yang dilakukan oleh Gubernur Sulawesi Barat, tetapi betul murni kesalahan komunikasi antara panitia dengan pihak tim protokuler. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati perkenankan kami atas nama panitia memohon maaf atas kesalahan ini," cetus Burhanuddin. (*/Naf)