Sandeq Silumba 2025

Syamsul Samad: Sandeq, Menjaga Budaya, Perkuat Kebersamaan

Wacana.info
(Foto/Eka)

MAJENE–"Kolaborasi ini patut kita syukuri. Pemerintah daerah, panitia, dan masyarakat bersatu dalam semangat yang sama untuk menjaga budaya Sandeq dan memperkuat nilai kebersamaan,". Syamsul Samad usai menyerahkan hadiah kepada para pemenang etape pertama Sandeq Silumba di Kecamatan Pamboang, Jumat (22/08).

Suasana hangat dan penuh kegembiraan menyelimuti Kelurahan Lalampanua, Kecamatan Pamboang, Majene. Saat itu, saat para Passandeq terbaik dari etape satu Sandeq Silumba 2025 menerima hadiah.

Acara penyerahan hadiah ini menjadi puncak dari kemeriahan pesta rakyat yang digelar warga secara gotong royong. Bentuk penyambutan dan penghargaan atas pelaksanaan etape perdana lomba perahu tradisional khas Mandar tersebut.

Sebanyak enam perahu Sandeq menerima hadiah atas capaian mereka di etape pertama, masing-masing dari dua grup yang diperlombakan; grup merah dan grup putih.

Dari grup merah, perahu Cahaya Zikir keluar sebagai juara pertama, disusul Bintang Maha Putra di posisi kedua dan Sinar Pacifik AM di peringkat ketiga. Sementara dari grup putih, juara pertama diraih oleh Berkah Dua Putra, diikuti oleh Mandala Bintang Timur di posisi kedua, Athena di peringkat ketiga.

Selain bendera juara, total hadiah sebesar Rp 6,4 Juta diserahkan langsung kepada para juara sebagai bentuk apresiasi atas perjuangan mereka di laut.

"Malam ini kita memberikan hadiah bagi juara etape pertama. Alhamdulillah, dirangkaikan dengan pesta rakyat yang luar biasa. Tumpah ruah masyarakat dan rumah-rumah di sini semua ikut merayakan," ujar Syamsul Samad, Ketua Dewan Pengarah Sahabat Sandeq.

Syamsul Samad mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Majene, khususnya Camat Pamboang dan Lurah Lalampanua yang telah bekerja sama dengan panitia untuk suksesnya acara hari itu.

Tak hanya bagi para Passandeq, malam itu juga menjadi momen edukatif bagi anak-anak. Hadiah turut diberikan kepada para pemenang lomba menggambar bertema Sandeq untuk tingkat sekolah dasar. 

Kata Syamsul, langkah ini merupakan bagian dari upaya memperkenalkan budaya Mandar sejak usia dini.

"Kita mulai dari hal ringan seperti menggambar, nanti akan ada lomba mengarang. Ini bagian dari edukasi agar generasi muda mengenal warisan budaya kita," tutur Syamsul Samad.

Suasana malam itu tak sekadar jadi ajang penghargaan, tapi juga menjadi simbol bahwa Sandeq bukan hanya soal kompetisi, melainkan tentang merawat budaya, mempererat solidaritas, dan membangun generasi penerus yang peduli pada akar tradisi. (*/Naf)