Advertorial

Diperdaya Atau Berdayakan

Wacana.info
(Foto/Dinas Kominfo, Persandian dan Statistik)

MAMUJU--Blank spot alias wilayah yang belum terjangkau jaringan internet masih menjadi tantangan besar di Sulawesi Barat. Pemerintah dan DPRD Sulawesi Barat pun berkomitmen untuk mengintervensi sejumlah titik blank spot agar seluruh lapisan masyarakat bisa menikmati layanan internet.

Pemenuhan layanan internet ke masyarakat tak berarti menyelesaikan seluruh persoalan. Potensi masalah bahkan mengiringi keterpenuhan jaringan internet itu. 

Wakil Ketua DPRD Sulawesi Barat, Suraidah Suhardi dalam paparannya di forum Sekolah Internet Komunitas Informasi Masyarakat (Senter KIM) mengatakan, masyarakat hendaknya dibekali pengetahuan yang cukup seputar apa dan bagaimana memanfaatkan layanan itu. Berdayakan, jangan sampai diperdaya.

Ia pun berharap, upaya literasi yang diinisiasi lewat program Senter KIM mampu memberi efek positif bagi masyarakat. 

"Pilihan ada di tangan kita. Apakah kita akan diperdaya oleh teknologi, atau justru memberdayakan teknologi untuk kemajuan bersama," terang Suraidah Suhardi dalam agenda yang diinsiasi Diskominfo Sulawesi Barat di Mamuju Tengah, Kamis (31/07).

Pada kesempatan itu, a menceritakan pengalamannya menyelesaikan studi sektoral di UIN melalui pemanfaatan teknologi dan kuliah daring, yang menjadi bukti nyata bagaimana teknologi bisa memberdayakan proses pendidikan. Contoh lainnya, transaksi jual beli melalui media sosial dan konsultasi kesehatan melalui aplikasi.

Namun, perkembangan teknologi yang sangat cepat juga menuntut persiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai. Oleh karena itu, melalui program Senter KIM (Kelompok Informasi Masyarakat), Suraidah berinisiatif mempersiapkan SDM yang cakap digital di seluruh kabupaten di Sulawesi Barat.

“Program ini bukan hanya soal infrastruktur fisik, tapi membangun SDM yang memiliki skill digital memadai,” jelasnya.

Dalam empat tahun terakhir, program literasi digital melalui Senter KIM menjadi komitmen nyata Suraidah untuk membangun SDM di enam kabupaten di Sulawesi Barat. Upaya ini sejalan dengan visi Gubernur Sulbar Suhardi Duka dan Wagub Sulbar Salim S Mengga, Maju dan Sejahtera melalui pembangunan SDM. 

Untuk itu, Suraidah mengajak seluruh elemen masyarakat, mulai dari orang tua, guru, institusi pendidikan, hingga komunitas, untuk menjadi cakap digital. 

Tak lupa, Suraidah menyampaikan, sebagai bagian penguatan budaya literasi, Gubernur Sulbar dan seluruh pemangku kepentingan terus menggiatkan gerakan Sulawesi Barat; Mandarras yang mewajibkan siswa membaca minimal 20 buku sebagai syarat kelulusan.

Sulbar Digital yang Aman, Inklusif, Memberdayakan dan Informatif

Program Sekolah Internet Komunitas Informasi Masyarakat (Senter KIM) hari itu dihadiri ratusan peserta dari berbagai latar belakang. Dari pelaku usaha, konten kreator, pemerintah desa, TP PKK, organisasi kepemudaan, tokoh agama, tokoh masyarakat, pelajar, mahasiswa, hingga unsur swasta.

 

'Menuju Sulbar Digital yang Aman, Inklusif, Memberdayakan dan Informatif' jadi tema besar dalam pelaksanaan kegiatan yang mendudukkan sejumlah pembicara. Dari Plt Kepala Dinas Kominfopers Sulawesi Barat, Muhammad Ridwan Djafar, Kepala Diskominfo Pemkab Mateng, Ishaq Yunus, Wakil Ketua DPRD Sulawesi Barat, Suraidah Suhardi, serta beberapa pemateri lainnya.

Pada kesempatan itu, Muhammad Ridwan Djafar menguraikan, Senter KIM merupakan bagian dari upaya menciptakan ekosistem digital yang kuat dan merata di seluruh kabupaten di Sulawesi Barat. Program ini juga mendukung 'Panca Daya' Sulawesi Barat Cerdas yang diusung Gubernur Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Sulbar Salim S Mengga. 

“Senter KIM menjadi ruang diskusi sekaligus jembatan informasi antara pemerintah dan masyarakat. Kami ingin mendorong masyarakat agar semakin cakap digital, tidak hanya mengakses informasi, tetapi juga mampu memanfaatkannya secara produktif,” ujar Ridwan.

Ridwan mengatakanm di era digital saat ini, informasi bahkan telah melampaui uang sebagai kekuatan utama. Namun demikian, di balik kemajuan itu, tantangan seperti hoaks dan misinformasi terus mengintai.

“Karena itulah KIM harus hadir sebagai benteng literasi digital di tengah masyarakat,” tambah Ridwan.

Ridwan juga menegaskan komitmen pemerintah provinsi dalam memperluas akses digital di seluruh wilayah, terutama di desa-desa yang belum terjangkau jaringan internet. Tujuannya untuk menjangkau pontensi-potensi yang ada di setiap desa.

“Gubernur berpesan, internet bukan sekadar untuk hiburan atau informasi, tapi harus bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat,”pungkasnya.

Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Diskominfo Sulawesi Barat, Dian Afrianty, menyampaikan rasa terima kasihnya atas kolaborasi dan partisipasi berbagai pihak untuk agenda Senter KIM. Termasuk Diskominfo Mateng, Relawan Tik, dan sejumlah komunitas digital lainnya.

“Senter KIM bukan sekadar kegiatan, tetapi sebuah gerakan membangun budaya digital yang inklusif dan memberdayakan,” sumbang Dian Afrianty. (*/Naf)