Advertorial

"Jika Salah, Percayalah Saya Berhentikan"

Wacana.info
Salim S Mengga Menerima Perwakilan Massa Aksi Unjuk Rasa. (Foto/Dinas Kominfo, Persandian dan Statistik)

MAMUJU--Sejumlah massa kembali berkumpul dalam aksi unjuk rasa tolak tambang pasir di Kalukku, Budong-budong dan Karossa, di kantor Gubernur Sulawesi Barat, Rabu (21/05). Salim S Mengga secara langsung menerima tuntutan dari perwakilan massa aksi.

Di hadapan Wakil Gubernur Sulawesi Barat itu, perwakilan massa aksi menyampaikan alasan penolakan tambang pasir di wilayah mereka. Mereka terus bersuara lantang karena tak ingin aktivitas tambang berdampak buruk pada lingkungan.

Salim sendiri meminta massa aksi untuk tetap tenang. Kata dia, Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat telag membentuk tim evaluasi izin pertambangan pasir dan premanisme.

"Jadi silakan kita sama-sama tunggu, apa hasil evaluasi dari tim. Mereka sedang bekerja saat ini," ujar Salim S Mengga.

Salim bahkan memberi penegasan bakal menutup aktivitas tambang jika ditemukan ada pelanggaran dalam proses perizinannya. Di hadapan perwakilan massa aksi, Salim meminta agar mereka tak perlu risau.

"Jadi tak perlu khawatir. Jika memang (pihak perusahaan tambang) ada yang salah, saya akan berhentikan. Saya cabut dia punya izin," tegas Salim S Mengga yang menyampaikan penegasan itu dengan menggunakan bahasa Mandar.

Masih dengan dialeg khas Mandar, Salim memberi penjelasan terkait azas kehati-hatian yang mesti dikedepankan oleh pemerintah daerah. Pasalnya, izin tambang pasir itu telah terbit di era sebelum ia dan Gubernur Suhardi Duka resmi jadi kepala pemerintahan di provinsi ke-33 ini.

"Karena persoalannya ini izin sudah ada sebelum saya dan Pak SDK di sini. Oleh karena itu kita perlu pelajari proses perizinannya. Karena bisa saja dia (pihak perusahaan) balik tuntut balik kita, minta ganti rugi. Nanti mereka beranggapan kita tidak tahu aturan," terang purnawirawan jenderal bintang tiga itu.

Salim juga mengaku bakal turun ke lokasi tambang. Menyaksikan secara langsung apa dan bagaimana kondisi yang menjadi kekhawatiran warga yang menolak tambang.

"Sembari menunggu hasil tim evaluasi, saya juga akan mengagendakan untuk turun ke lokasi, melihat lansung, sebagai bagian dari bahan evaluasi pertambangan pasir," Salim S Mengga menutup. (*/Naf)