OPINI

Merapal Keindahan Air Terjun Sambabo

Wacana.info
Keindahan Air Terjun Sambabo Dilihat dari Udara. (Foto/Drone Sahar )

Laporan: Firdaus Paturusi (Ketua JPeG Sulbar)

"Pokoknya, saya harus kembali ke sana. Kunjungan pertama kemarin, saya merasa belum puas. Masih banyak hal yang bisa dieksplor lagi dari keindahan air terjun Sambabo,".

Sebuah testimoni dari salah seorang fotografer kawakan, Sahar usai menikmati langsung simfoni alam air terjun Sambabo.

===

Pelan namun pasti, debu jalanan yang menempel di spion motor itu berganti dengan hamparan hijau pegunungan yang memanjakan mata. Perjalanan dari Mamuju menuju Kecamatan Bambang, Kabupaten Mamasa bukan sekadar perpindahan lokasi. Tak berlebihan jika menyebutnya  sebagai sebuah kanvas bergerak yang melukiskan keindahan alam Sulawesi Barat. 

Lebih dari sekadar menikmati lanskap, perjalanan kali ini adalah sebuah kolaborasi apik. Deru mesin motor berpadu dengan semangat kebersamaan dari berbagai komunitas: JPEG Sulbar dengan lensa-lensa tajamnya, Komunitas Pecinta Alam Anoa dengan jiwa petualang yang membara, Mamuju Kreatif yang selalu mencari sudut pandang baru, Anak Petualang yang tak gentar menaklukkan tantangan, dan Senyawa Fotografi yang mengabadikan setiap momen berharga.

Kami semua menyepakati Mambi sebagai titik temu. Sebuah kecamatan yang menyimpan pesona alam tersembunyi. Sebelumnya, tepatnya di Lakahang, hangatnya sapaan dari kawan-kawan Anoa menambah semangat perjalanan. 

Roda dua kami berputar. Dengan formasi yang lebih solid, menembus jalanan berkelok yang sesekali menyuguhkan pemandangan lembah yang menakjubkan. Tujuan akhir kami adalah sebuah permata tersembunyi di Desa Ulumambi, Kecamatan Bambang; air terjun Sambabo.

Keindahan Air Terjun Sambabo. (Foto/Firdaus Paturusi)

Setelah menempuh perjalanan yang cukup menantang, kami pun titik dimana roda dua kami tak lagi mampu menembus akses. Perjalanan pun dilanjutkan dengan berjalan kaki, mengandalkan lampu senter serta menyeberangi derasnya air sungai pada Jumat, 11 April 2025 malam.

Di seberang sungai, kami memasang tenda, tempat kami menginap. Sebab di sekitar air terjun Sambabo, tak ada hamparan yang cocok untuk kemping. 

Esok paginya, perjalanan dilanjutkan. Suara gemuruh air yang kian nyaring seolah bagai untaian nada penyambut. Pepohonan rindang tampil bak tirai alami yang menyembunyikan keindahan Sambabo. Ketika tirai itu terbuka sepenuhnya, mata kami seolah tersihir. 

Air terjun Sambabo menyuguhkan pemandangan yang sangat luar biasa.

Airnya yang jernih bagai kristal, meluncur deras dari ketinggian, menghantam bebatuan di bawahnya, menciptakan buih-buih putih yang menari-nari. Percikan air yang menyegarkan terasa bagai sentuhan lembut alam. Dinding-dinding tebing di sekitar air terjun dihiasi lumut hijau yang menambah kesan asri dan alami. Suara gemuruh air menjadi simfoni alam yang menenangkan jiwa. Jelas, jauh dari hiruk pikuk sibuknya perkotaan.

Lensa-lensa kamera dari JPEG Sulbar dan Senyawa Fotografi sibuk mengabadikan setiap sudut keindahan, menangkap detail percikan air, hijaunya pepohonan, hingga ekspresi kekaguman di wajah setiap petualang. 
Di sisi lain, komunitas pecinta alam Anoa dengan sigap menjelajahi area sekitar, mencari sudut pandang yang berbeda dan memastikan kelestarian alam tetap terjaga. Mamuju Kreatif tak henti-hentinya mencari inspirasi, mungkin untuk sebuah karya seni atau ide kreatif yang terlahir dari keindahan Sambabo. 

Sementara itu, Sahar 'si anak petualang' dengan begitu riang menikmati kesegaran air terjun. Sesekali ia berteriak kegirangan merasakan sentuhan langsung dari alam. Drone miliknya pun mengudara, merekam seluruh sudut keindahan air terjun Sambabo.

Kebersamaan terasa begitu kental di tengah keindahan alam. Tawa dan obrolan ringan bercampur dengan suara air terjun menciptakan harmoni yang sulit dilupakan. Bekal makanan yang dibawa dinikmati bersama di atas bebatuan tepi sungai, menambah kehangatan suasana. 
Perjalanan kolaborasi ini bukan hanya tentang mencapai tujuan, tetapi juga tentang mempererat tali persaudaraan dan berbagi pengalaman yang tak ternilai harganya.

Hardjun (KPA ANOA) yang sudah beberapa kali mengunjungi tempat. Ia menyebut, air terjun Sambabo bukan sekadar destinasi wisata. Ia adalah representasi keindahan alam Mamasa yang masih terjaga.
 
"Ia adalah magnet yang menarik para petualang dan pecinta alam untuk datang dan menyaksikan keajaiban-Nya. Lebih dari itu, kali ini Sambabo menjadi saksi bisu kolaborasi yang indah antara komunitas-komunitas kreatif di Sulawesi Barat, sebuah sinergi yang menghasilkan pengalaman tak terlupakan dan memperkuat kecintaan pada alam" urainya.

Saat matahari mulai condong ke barat, kami harus berpamitan dengan keindahan Sambabo. Meski begitu, jejak keindahannya bakal terus terukir jelas di benak kami.

Perjalanan kembali ke Mamuju akan membawa serta cerita tentang air terjun yang memukau, tentang kehangatan persahabatan, dan tentang semangat kolaborasi yang tak akan pernah pudar. 

"Sambabo telah memanggil, dan kami telah menjawabnya dengan petualangan yang akan selalu dikenang, kami akan Kembali dilain Waktu," imbuh Itha satu-satunya Wanita yang ikut dalam trip kali ini. (*/Naf)