Humaniora

Ajangsana Plh Sekprov Bertajuk Ikhtiar Tawaf Keummatan

Wacana.info
Ikhtiar Tawaf Keummatan, Plh Sekprov Sulbar, Herdin Ismail bersama Sekretaris MUI Sulbar, KH M Sahlan di Kediaman Ketua MUI Mamuju, MH Namru Asdar. (Foto/Istimewa)

MAMUJU--Plh Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Barat, Herdin Ismail menginisasi agenda pertemuan dengan sejumlah tokoh agama Islam belum lama ini. Ia bersama sekretaris MUI Sulawesi Barat, KH M Sahlan menghabiskan waktu dari zuhur hingga asar untuk menemui beberapa pentolan organisasi masyarakat islam yang ada di kota Mamuju.

Dalam keterangannya kepada WACANA.Info, Rabu (9/04), Herdin menyebut insiasinya itu dengan istilah ikhtiar tawaf keummatan. Sebuah tindak lanjut dari pesan tersirat yang sebelumnya telah disampaikan Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka di awal Ramadan lalu.

"Dalam sambutan pak gubernur, ada kalimat yang beliau sampaikan kepada jamaah subuh bahwa Sulawesi Barat ini akan bisa maju jika ditopang atau sinergi dari tiga komponen. Yang pertama adalah berkah dan ilmunya para ulama, yang kedua adalah adil dan bijaknya umaroh dan yang ketiga adalah doanya warga Sulawesi Barat yang mencintai pemimpinnya," urai Herdin Ismail.

Ikhtiar tawaf keummatan yang dilakukan sehari sebelum berakhirnya cuti bersama hari raya idul fitri tersebut dimulai dengan mendatangi KH Namruh Asdar, Ketua Majelis Ulama Kabupaten Mamuju. Di sana, KH Namru mendoakan kesehatan dan keselamatan Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka yang sedang menjalani ibadah umroh.

Ada dua poin penting yang disampaikan KH Namru Asdar. Pertama, pemerintah provinsi bisa menginisiasi kepada aparat ASN untuk kiranya bisa senantiasa melaksanakan salat berjamaah. Kata KH. Namru, salat berjamaah itu adalah cara sederhana, tapi memiliki efek yang luar biasa untuk menyatukan cara berfikir, cara bertindak aparat dalam satu hentakan, dalam satu komando.

"Yang kedua Pak KH Namru menasehati agar aparat ini memperhatikan dengan sangat teliti soal pendapatan yang harus jelas sumbernya, harus halal. Nah karena aparat itu biasa pendapatannya ada yang abu-abu atau ada kekhawatiran, pak kiai menyarankan untuk memperhatikan zakat harta yang dimiliki itu supaya ada pembersihan. Bagaimana membersihkannya adalah 2,5 Persen ketika memenuhi ketentuan yang ada nisabnya," ungkap Herdin.

Tuntas dengan pertemuan dengan KH Namru Asdar, ikhtiar tawaf keummatan pun berlanjut dengan bertandang ke kediaman pimpinan wilayah Muhammadiyah Sulawesi Barat, KH Wahyun Mawardi. Di sana, Herdin menerima masukan agar pemerintah provinsi menginisasi silaturahmi yang lebih besar lagi. Bisa dalam bentuk pertemuan bersama dengan para tokoh dari berbagai organisasi keislaman yang ada di Sulawesi Barat.

Ikhtiar Tawaf Keummatan bersama Pimpinan Muhammadiyah Sulbar. (Foto/Istimewa)

"Bisa melakukan halal bihalal secara bersama-sama sehingga pemerintah provinsi hadir baik Pak Gubernur maupun Pak Wakil Gubernur tidak mendatangi satu persatu lagi. Acara halal bihalal yang dimaksud itu dilaksanakan sekali dan menyatu semuanya. Ada MUI-nya, Muhammadiyah-nya, NU-nya, Hidayatullah-nya, Wahdah Islamiyah-nya, DDI-nya, dan semua Ormas islam itu membuat satu kegiatan," ucap Herdin.

Herdin mengaku, saran tersebut sudah ada dalam rencana pemerintah provinsi Sulawesi Barat. Herdin berharap, rencana di atas bisa jadi satu kesepakatan usai Pak Gubernur kembali dari ibadah umroh.

Kediaman pembina DDI Sulawesi Barat, H. Yadi juga disambangi oleh Herdin. Memaksimalkan perilaku berbagi lewat sedekah jadi salah satu poin penting yang disampaikan H. Yadi. Dengan begitu, Sulawesi Barat disemogakan dapat menjadi daerah yang penuh dengan keberkahan.

Tak mesti bertemu secara langsung, Herdin Ismail pun mengejewantahkan ikhtiar tawaf keummatan itu dengan menghubungi sejumlah tokoh organisasi keisalaman via telepon. Mereka diantaranya, pimpinan Wahdah Islamiah Sulawesi Barat, ustad H. Muhammad Yamin. Termasuk dengan KM Ahmad Multazam.

Besar harapan Herdin Ismail pada pada yang diinisasinya itu. Langlah sederhana tersebut diharapkan mampu memberikan kontribusi yang nyata, bahwa sesungguhnya pengurusan umat tak hanya ada di pundak, tunggal berada di pemerintah provinsi saja. Tetapi juga ada di tangan para ulama, tokoh agama dan tokoh masyarakat lainnya.

"Kiranya ikhtiar berjamaah ini, ikhtiar tawaf keummatan ini bisa mendapat respon. Bisa mendapat tanggapan sekaligus mendapat support dan doa dari saudara-saudara ku para ulama yang mulia. Para stakeholder lainnya. Insya Allah kita bersama-sama saling mengingatkan untuk meniti jalan menuju kebaikan dan menjadi figur yang senantiasa bisa memberi manfaat dalam kehidupan maupun kepada sesama," Herdin Ismail menutup. (*/Naf)