Pemerintahan

Di Hadapan Kepala OPD, SDK Beberkan Teori Kuda Mati

Wacana.info
(Foto/Istimewa)

JAKARTA--Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Barat terpilih, Suhardi Duka dan Salim S Mengga memberikan arahan di hadapan para kepala OPD lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat di Jakarta, Selasa (18/02). Ada sejumlah poin penting yang disampaikan SDK-Salim di forum tersebut.

Pada kesempatan itu, SDK (sapaan akrab Suhardi Duka) berkesempatan untuk menguraikan penjelasan seputar teori kuda mati. Sebuah istilah yang dicetuskan oleh suku asli Dakota di Amerika Utara.

Teori kuda mati adalah sebuah metafora satir yang menggambarkan bagaimana beberapa orang, lembaga, organisasi atau bahkan suatu bangsa menghadapi masalah yang sudah jelas, tetapi mereka justru bersikap seolah-olah masalah itu tidak ada atau tidak dipahami. Bukannya mengakui kenyataan, mereka justru mengabaikannya dan berusaha mencari pembenaran.

Setidaknya, ada tiga poin yang menjadi alasan utama mengapa teori kuda mati mesti dihindari. SDK menyebut, efisiensi waktu dan sumberdaya. Mengakui masalah dan mencari solusi yang tepat lebih efisien dari pada terus berusaha memperbaiki sesuatu yang tidak dapat diperbaiki.

"Kedua, keterbukaan terhadap realitas. Menerima kenyataan membantu kita untuk lebih terbuka terhadap perubahan dan inovasi," ucap SDK.

Ketiga, sambung SDK, mendorong tindakan proaktif. Dengan mengakui masalah serupa di masa depan.

"Kesimpulannya, teori kuda mati adalah pengingat penting tentang bagaimana kita harus menghadapi masalah dengan jujur dan realistis. Bukannya terjebak dalam penyangkalan, kita harus berani mengakui kenyataan dan mencari solusi yang tepat. Dengan cara ini, kita dapat menghindari pemborosan waktu dan sumber daya yang tidak perlu," urai SDK.

14 Program Terbotosan SDK-JSM. (Foto/Istimewa)

SDK juga mengurai delapan poin yang menjadi permasalahan utama pembangunan di Sulawesi Barat. Pertama, pertumbuhan ekonomi belum inklusif, angka kemiskinan yang masih tinggi, pembangunan wilayah belum merata, tata kelola pemerintahan belum optimal, kualitas SDM masih rendah, rendahnya kapasitas fiskal, rendahnya investasi dan kerja sama daerah, serta risiko bencana yang tinggi.

Dalam arahan yang disampaikan di hadapan para kepala OPD itu, SDK mematok lima hal yang menjadi prioritasnya. Pertama, kata SDK, target pertumbuhan ekonomi tahun 2025 sebesar 5,5 - 6,0 Persen hingga 7 Persen di tahun 2029. Mulai tahun 2025 - 2030 kita turunkan Kemiskinan 1 Persen pertahun sehingga tahun 2030 kita bisa capai 6 Persen. Kedua, tahun 2025- 2030 angka kemiskinan turun 1 Persen pertahun hingga tahun 2030 kita bisa capai 6 Persen.

"Tingkat pengangguran terbuka kita capai sebesar 2,20 Persen di tahun 2025 dan 1,60 Persen di tahun 2029. Indeks Pembangunan Manusia ditargetkan sebesar 71,5 poin di tahun 2025 dan sebesar 75,2 di tahun 2029. Indeks gini rasio ditargetkan sebesar 0,345 poin tahun 2025 dan 0,295 poin di tahun 2029," beber dia.

Visi Sulawesi Barat maju dan sejahtera juga disampaikan secara detail oleh SDK. Kata dia, 'maju' dimaknakan sebagai kondisi dimana Sulawesi Barat mencapai kemajuan dalam berbagai aspek, yang mencakup bidang ekonomi, infrastruktur, teknologi, lingkungan, dan tata kelola pemerintahan, sehingga mampu bersaing dengan daerah lain. Maju juga dimaknakan sebagai kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan zaman, inovatif dalam berbagai sektor, dan adanya pertumbuhan yang berkelanjutan.

"'Sejahtera' dimaknakan sebagai kondisi dimana masyarakat Sulawesi Barat hidup dalam kesejahteraan yang ditandai dengan terpenuhinya kebutuhan dasar, seperti pangan, sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan, serta berkurangnya kesenjangan distribusi pendapatan secara signifikan antar kelompok masyarakat. Sejahtera juga dimaknakan sebagai kondisi dimana sumberdaya manusia Sulawesi Barat benar-benar berkualitas dan berdaya saing sehingga mampu mengangkat taraf hidup masyarakat secara keseluruhan," terang SDK.

SDK yang Bupati Mamuju dua periode itu memberi penekanan kepada para OPD agar punya pemahaman yang sama terhadao visi dan misi. Termasuk loyalitas dan komitmen untuk membangun daerah.

Selain itu, SDK juga menekankan agae para OPD memberikan kontribusi pemikiran dalam penyusunan RPJMD, memahami dan melaksanakan prioritas pembangunan, meninggalkan ego sektoral, serta integritas jadi hal yang utama.

Di hadapan para kepala OPD, SDK juga meminta agar menyiapkan gambarkan prioritas dan program kerja tahun 2025 serta menjabarkan visi-misi ke dalam program kerja yang terukur dan akan dipresentasikan secara langsung oleh kepala OPD tanpa diwakilkan.

"Kesuksesan sebuah daerah tidak lahir dari kerja individu, tetapi dari sinergi, komitmen, dan loyalitas bersama. Tinggalkan ego sektoral, satukan pemahaman, dan mari wujudkan visi besar untuk Sulawesi Barat yang lebih maju dan sejahtera," bebernya.

"Keputusan gubernur adalah keputusan wakil gubernur. Keputusan wakil gubernur adalah keputusan gubernur. Kami (SDK-Salim) adalah satu kesatuan," SDK menegaskan. (*/Naf)