Mari Berpilkada dengan Riang Gembira
Oleh: Suhardi Duka
Rabu, 27 November 2024 akan jadi momentum besar bagi masyarakat Sulawesi Barat untuk kembali memilih pemimpinnya secara langsung. Masa depan tentang arah kebijakan provinsi ke-33 ini akan ditentukan di hari itu, oleh masyarakat sendiri.
Tegang ?, iya wajar. Sebagai salah satu kontestan di Pemilihan serentak tahun 2024 ini, saya tentu merasakannya. Apalagi, untuk pertama kalinya momentum Pemilihan kepala daerah akan digelar secara serentak. Wajar untuk tegang kan ?.
Saya bersama calon wakil gubernur, Mayor Jenderal TNI (Purn.) Salim S. Mengga, serta tiga pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur lainnya telah melalui masa kampanye di rentang waktu dari 23 Oktober hingga 25 November 2024. Tiga hari sebelum hari H, sama-sama kita menikmati masa tenang; masa tanpa adanya aktivitas kampanye dalam bentuk apapun.
Andi Ibrahim Masdar bersama Asanuddin Sokong adalah kawan saya. Pun dengan Ali Baal Masdar dan Arwan M Aras T, keduanya orang yang saya kenal baik. Sementara Prof Husain Syam dan Enny Anggraeni merupakan sahabat dekat saya. Mereka semua adalah orang-orang baik, putra-putri terbaik Sulawesi Barat.
Para Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulbar Usai Debat Publik Putaran Tekahir. (Foto/Azhari Surahman)
Dalam tulisan sederhana ini, saya hendak mengajak kepada masyarakat Sulawesi Barat untuk menggunakan hak politiknya dengan mendatangi TPS di 27 November 2024. Sederet calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Barat yang akan anda lihat di surat suara nanti merupakan jelmaan menu-menu terbaik yang siap untuk disajikan.
Masyarakat bebas menentukan menu mana yang hendak dipilih. Tentu dengan pertimbangan selera masing-masing.
Terlepas dari itu semua, Pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Barat tahun 2024 ini bukan hanya bicara tentang masa kini saja. Bagi saya, momentum 27 November ini justru akan jadi tonggak sejarah tentang Sulawesi Barat di masa yang akan datang.
Bukan sekadar tentang kami berdelapan, atau empat pasang calon gubernur dan wakil gubernur saja. Ini tentang harapan dan masa depan 1,5 juta penduduk Sulawesi Barat yang seutuhnya ditentukan sendiri oleh pilihan politik anda semua. Pun dengan wibawa dan wajah Sulawesi Barat dalam pergaulan nasional, ditentukan oleh arah alat coblos surat suara yang anda gunakan di bilik suara.
Untuk itu, saya berharap agar masyarakat dapat menjadikan alasan yang rasional, melihat track record serta fokus pada kualitas serta kemampuan dari sang calon sebagai alas utama dalam menentukan pilihannya.
Pemilihan kepala daerah sering diasosiasikan sebagai satu hajatan bertajuk pesta demokrasi. Ia mesti benar-benar mewujud nyata. Layaknya sebuah pesta, pemilihan kepala daerah ini mesti diwarnai oleh hal-hal yang bersifat riang dan gembira.
Kita semua harus memastikan agar masyarakat Sulawesi Barat benar-benar merasakan suasana pesta di pemilihan kepala daerah ini. Jauh dari aksi saling saling sindir, saling singgung apalagi saling serang di antara para pendukung. Toh, kami yang kandidat ini saja saling berangkulan.
Kepada masyarakat Sulawesi Barat, selamat menggunakan hak politiknya. Salurkan hak konstitusional itu dengan cara yang bijak, rasional dan bermartabat. (*)