Pemilhan Serentak Tahun 2024

Menakar Signifikansi Pelaksanaan Debat Publik

Wacana.info
Ilustrasi. (Foto/Manaf Harmay)

MAMUJU--KPU Sulawesi Barat telah menuntaskan seluruh tahapan debat publik pasangan calon gubernur dan wakil gubernur untuk Pemilihan tahun 2024. Tiga kali pelaksanaan debat publik dengan tiga tema utama digelar di tiga kabupaten; Polman, Mamuju dan Majene.

Debat publik pertama dipusatkan di Polman pada hari Rabu, 30 Oktober 2024 dengan tema debat pembangunan ekonomi, infrastruktur dan kelestarian lingkungan. Tata kelola pemerintahan dan reformasi birokrasi, jadi tema utama pada pelaksanaan debat publik kedua yang digelar di Kabupaten Mamuju, Rabu 13 November 2024. Kabupaten Majene, Rabu 20 November 2024 jadi titik terakhir pelaksanaan debat publik dengan tema yang diusung yakni pembangunan sumber daya manusia.

Di mata pengamat, diperlukan penelitian dan pendalaman lebih lanjut jika hendak mengukur besaran kuantitas pengaruh pelaksanaan debat atas keputusan pemilih dalam menentukan pilihan politiknya. Menurut Muhammad, pelaksanaan debat adalah ruang bagi pemilih untuk melihat sekaligus mengevaluasi kesiapan dari masing-masing pasangan calon dalam menyelesaikan seabrek persoalan yang mengemuka lewat sejumlah tema dalam setiap pelaksanaan debat publik.

Muhammad. (Foto/Manaf Harmay)

"Pelaksanaan debat akhirnya bisa menjadi bahan bagi publik untuk melakukan evaluasi terhadap apa yang disampaikan oleh masing-masing Paslon. Jika ingin mengukur seberapa signifikan pengaruhnya bagi pilihan masyarakat, secara kuantitatif itu perlu dilakukan penelititian lebih lanjut," urai Muhammad, pengamat politik dan pemerintahan dari Unsulbar, Kamis (21/11).

Satu poin penting yang menjadi catatan Muhammad dalam pengamatannya di setiap pelaksanaan debat publik. Bagi dia, aksi netizen punya peran signifikan dalam setiap konten yang diproduksi pasca debat.

"Kita biasa menguji di situ, seberapa siap kandidat dakam memperebaiki sejumlah persoalan yang mengemuka dalam setiap pelaksanaan debat. Bagi yang terlihat tidak bagus performanya, pasca debat itu netizen biasanya membuat konten terkait itu. Entah potongan video, atau apapun namanya yang bagi pemilih muda, konten tersebut bisa jadi bahan evaluasi bagi kandidat tertentu," beber dia.

"Saya yakin pasti ada swing voters yang kira-kira angkanya masi ada di kisaran 30 sampai 40 Persen itu. Sangat besar, dan segmen itu lah yang bukan tidak mungkin jadi sasaran utama dari setiap konten-konten tersebut," pungkas Muhammad.

Pemilih Cerdas 

Pada pelaksanaan debat publik putaran pertama Pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Barat, setidaknya ada satu poin positif yang dapat disimpulkan oleh KPU Sulawesi Barat. Said Usman Umar membeberkan, jumlah penonton debat publik yang terbilang cukup signifikan jadi penanda kian dewasanya proses demokrasi di Sulawesi Barat.

Hal itu disampaikan Said Usman di sela-sela coffee night bersama insan pers yang digelar KPU Sulawesi Barat di salah satu Warkop di Mamuju, Sabtu (2/11) yang lalu. Menurutnya, pelaksanaan debat adalah salah satu media utama yang dinantikan oleh pemilih cerdas untuk dapat mengetahui pendalaman, substansi atas visi dan misi dari masing-masing pasangan calon.

(Foto/Instagram KPU Sulbar)

"Kemampuan Paslon untuk menyampaikan visi misinya itu dapat dilihat salah satunya melalui debat. Di situlah mereka akan bersentuhan dengan pasangan calon lain. Seperti apa gagasannya, idenya, visi dan misinya secara langsung dan dibandingkan dengan Paslon lainnya. Makanya debat ini menarik. Pemilih cerdas kalau ia cerdas betul pasti ia akan menonton debat," terang Said Usman Umar, Ketua KPU Sulawesi Barat.

Jumlah penonton debat baik melalui live streaming facebook TVRI maupun RRI, kata Said Usman, angkanya luar biasa besar. Meski belum mengantongi angka pasti soal berapa warga Sulawesi Barat yang menonton TVRI saat pelaksanaan debat, Said Usman punya analisa sederhana.

"Kita hanya bisa menghitung penduduk di Sulbar itu jumlahnya sekitar 1,4 juta. Lalu kemudian kita bagi bahwa dalam setiap rumah itu ada 4 orang, kita dapat angka sampai 350 ribu. Itu orang rumah yah. Tidak mungkin semua rumah itu punya TV, pasti ada yang tidak. Anggaplah ambil angka 60 Persen, berarti sekitar 250 ribu rumah punya TV. Kalau kita tambah tadi yang menonton streameing, apakah via TVRI, akun youtube KPU Sulbar maupun RRI, ditambah dengan yang punya TV, apalagi kalau ditambah yang nonton bareng, saya bahkan berani mengatakan ada 60-70 Persen menonton debat kita," urai dia.

(Foto/Instagram KPU Sulbar)

Said Usman percaya bahwa jumlah pemilih rasional di Sulawesi Barat itu cukup tinggi. Meski tak dipungkiri potensi besar penggunaan politik uang pada pelaksanaan Pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Barat tahun 2024 ini.

"Cuma tidak bisa juga kita pungkiri bahwa pemilih rasional ini kalau yang kita khawatirkan selama ini dia tetap menerima serangan fajar. Cuma serangan fajar ini tidak akan terlalu berdampak. Biasa kan, oke saya ambil uangnya tapi tetap saya punya pilihan sendiri. Intinya sekarang demokrasi kita di Sulbar ini sudah semakin dewasa kalau kita melihat angka penonton debat itu," Said Usman Umar menutup.

Edukasi Politik ke Masyarakat

Suhardi Duka yang calon gubernur Sulawesi Barat itu menarik kesimpulan bahwa tiga kali pelaksanaan debat publik yang diinisiasi KPU Sulawesi Barat telah sukses mengedukasi masyarakat dalam hal apa dan bagaimana pemilih menentukan pilihan politiknya. 

Kepada WACANA.Info, SDK, begitu Suhardi Duka akrab disapa juga mengaku, visi misinya tersampaikan dengan optimal di tiga kali pelaksanaan debat publik.

(Foto/Instagram KPU Sulbar)

"Debat publik yang telah dilaksanakan oleh KPU dalan tiga sesi telah sukses memberikan pendidikan politik kepada rakyat. Bagi saya, debat publik sukses memberi informasi tentang program pokok kami di Pilgub ini. Penting bagi rakyat untuk melihat kemampuan Cagub dalam pemahaman masalah pembangunan di Sulbar," tutur sosok yang di Pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Barat ini berpasangan dengan Salim S Mengga itu. (*/Naf)