Muswil Ke-III MW KAHMI Sulbar

Muswil ke-III KAHMI Sulbar Siap Digelar

Wacana.info
(Foto/Istimewa)

MAMUJU--13-15 September 2024 adalah waktu pelaksanaan Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-III Majelis Wilayah (MW) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI Sulawesi Barat. Panitia pelaksana Muswil ke-III KAHMI Sulawesi Barat pun memberi penegasan soal kesiapan pelaksanaan agenda lima tahunan itu.

Ketua panitia Muswil ke-III KAHMI Sulawesi Barat, Awaluddin Abdullah mengaku, pihaknya sedang melakukan finalisasi seluruh persiapan pelaksanaan Muswil. Tersisa menuntaskan hal-hal yang bersifat administrasi saja.

"Persiapan panitia sudah 80 Persen menjelang pelaksanaan agenda Muswil," ungkap Awaluddin kepada WACANA.Info, Rabu (11/09).

Muswil ke-III KAHMI Sulawesi Barat sendiri akan dipusatkan di hotel Aflah Mamuju. Jika tak ada aral melintang, agenda tersebut akan dihadiri oleh enam Majelis Daerah (MD) KAHMI dari masing-masing kabupaten se-Sulawesi Barat.

Awaluddin Abdullah. (Foto/Istimewa)

"Akan ada dialog publik, jalan sehat dan bakti sosial. Serta tentu saja rangkaian sidang di Muswil serta pemilihan presidium MW KAHMI Sulbar," pungkas Awaluddin Abdullah.

Para 'Pendekar' Ramaikan Bursa Calon Presidium KAHMI

Hingga ditutupnya masa pendaftaran, Panitia Seleksi (Pansel) bakal calon presidium MW KAHMI Sulawesi Barat telah menerima sepuluh nama yang secara resmi memasukkan berkas pendaftarannya. Ketujuhnya merupakan nama-nama tenar dengan segudang pengalaman di organisasi mahasiswa 'hijau hitam' ini.

Informasi yang diperoleh, sepuluh nama bakal calon presidium MW KAHMI Sulawesi Barat itu masing-masing; Suprianto Paisal, Irwan SP Pababari, Syamsul Samad, Asrif Atjo, Mu'min, Rahmat Idrus, Abd Rahim, Anhar, Udin Mandegar serta Fitrinela Patonangi.

Rahmat Idrus Mendaftar di Pansel Calon Presidium MW KAHMI Sulbar. (Foto/Istimewa)

Salah satu nama yang belakangan muncul dalam deretan bakal calon presidium MW KAHMI Sulawesi Barat adalah Asrif Atjo. Salah satu sosok yang punya peran vital membawa HMI ke Sulawesi Barat itu mengusung misi membawa KAHMI Sulawesi Barat menjadi organisasi kemasyarakatan yang bermartabat dan unggul yang berlandaskan nilai-nilai keislaman, keindonesiaan, dan kecendekiawanan.

Dalam keikutsertaannya di arena pemilihan presidium MW KAHMI Sulawesi Barat tahun ini, Asrif Atjo mendaku lima poin utama dalam visinya. Salah duanya, reaktualisasi peran dan fungsi KAHMI Sulawesi Barat sebagai wadah berhimpun Alumni HMI dalam upaya mencapai tujuan KAHMI dan meningkatkan kualitas sarana prasarana yang memberikan daya bangkit bagi pengembangan KAHMI Sulawesi Barat.

"Mengembangkan tata kelola MW KAHMI Sulawesi Barat yang baik dan benar dengan menumbuhkembangkan kultur organisasi yang terintegrasi dan kolaboratif. Meningkatkan kerja sama dengan para pemangku kepentingan dan Masyarakat, serta Menjadikan KAHMI Sulawesi Barat sebagai wadah silaturrahmi keluarga Besar Alumni yang efektif dan berkualitas," tiga poin tambahan dalam visi yang diusung oleh Asrif Atjo.

Mu'min Mendaftar di Pansel Calon Presidium MW KAHMI Sulbar. (Foto/Istimewa)

Sementara itu, Mu'min yang Ketua KPID Sulawesi Barat itu juga menawarkan visi utama yakni menjadi KAHMI sebagai lembaga yang lebih progresif dalam menjawab tuntutan dan kebutuhan daerah melalui katalisasi peran lembaga untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan berlandaskan nilai keislaman dan keindonesiaan.

Untuk mewujudkan visi itu, Mu'min yang juga mantan ketua PB HMI 2013-2015 itu memikirkan tiga hal pokok; meningkatkan kapasitas kelembagaan dalam menunjang kerja-kerja organisasi, membangun sinergi dan kolaborasi dengan semua stakeholder daerah, serta pengembangan jejaring organisasi melalui program kemitraan dan kerja sama dengan industri dan dunia usaha.

Satu nama lain yang juga telah resmi memasukkan dokumen pendaftarannya adalah praktisi hukum, Rahmat Idrus. Peraih gelar doktor ilmu hukum Universitas Muslim Indonesia itu berkeinginan untuk mendorong dan memaksimalkan peran  KAHMI Sulawesi Barat sebagai lokomotif ide, gagasan, kreativitas, aktualisasi nilai-nilai keislaman dan kebangsaan dalam setiap aspek sosial kemasyarakatan di Sulawesi Barat.

Setidaknya, ada lima poin utama yang hendak dijadikan langkah oleh Rahmat Idrus dalam upayanya mewujudkan keinginannya di atas. Dari penguatan kelembagaan dan kesekretariatan KAHMI melalui percepatan pembangunan graha insan cita Sulawesi Barat, pembentukan pengurus rayon KAHMI di setiap perguruan tinggi se-Sulawesi Barat, memfasilitasi terbentuknya LKBH KAHMI wilayah, mengaktifkan pengajian dan diskusi bulanan tematik offline maupun online, serta mendorong pemberdayaan dan distribusi kader-kader HMI/KAHMI untuk berkontribusi dalam pembangunan di wilayah Sulawesi Barat. (*/Naf)