Pilkada Serentak Tahun 2024

Dinner Politik ala ABM dan SDK, Pengamat: Keduanya Saling Membutuhkan

Wacana.info
(Foto/Istimewa)

JAKARTA--Tak ada kawan ataupun lawan yang abadi. Itulah adigium yang berlaku di dunia politik. Hal itu dibuktikan oleh Ali Baal Masdar (ABM) dan Suhardi Duka (SDK).

Dua figur yang di tahun 2017 saling hadap-hadapan di momentum Pilkada Sulawesi Barat itu kini tampil dengan sebegitu mesarnya. Dari foto yang diunggah oleh Syamsul Samad via instagram, terlihat ABM dan SDK berfoto di satu meja makan di salah satu rumah makan yang ada di ibu kota Jakarta.

Keduanya ditemani oleh putra ABM, Andi Ian Rusali Masdar, putri SDK, Suraidah Suhardi, serta Syamsul Samad. Dalam keterangan tertulisnya, Syamsul menjelaskan, ada banyak hal dibincang oleh kedua sosok tersebut. Mulai dari kondisi Sulawesi Barat, hingga persoalan yang masih membelit masyarakat serta solusinya.

"Pertemuan kedua tokoh ini penting sekali, karena merepresentasi harapan dan pikiran masyarakat Sulbar," ujar Syamsul Samad, pria yang juga ketua DPC Demokrat Polman itu, Rabu (8/05) malam.

Baik ABM maupun SDK adalah dua nama yang terhitung punya peluang besar di kontestasi Pilgub tahun 2024 ini. Keduanya terbukti belum kehilangan dukungan publik yang jika dapat diterka, jumlahnya jelas cukup besar.

"Sebab kalau bisa didudukan bersama dan bercengkrama di satu meja makan, tentu saja ada suasana kebatinan yang luar biasa. Apalagi keduanya masih diwacanakan akan maju di Pilgub 2024. Kalau ini duduk bersama, maka akan sangat baik. Toh Jika kepentingannya sama untuk membangun Sulbar. Bersatu jauh lebih baik, Kenapa harus berpisah," begitu kata Syamsul Samad, pria yang di Pilgub 2017 lalu jadi juru bicara SDK itu.

Terpisah, bendara DPD Gerindra Sulawesi Barat, Muh Ashar melihat momentum dinner ABM dan SDK itu sebagai sesuatu yang akan berefek positif bagi masyarakat di Sulawesi Barat. Jika memang pada akhirnya akan tercipta koalisi ABM dan SDK di Pilgub, hal itu jelas akan berfek positif bagi masyarakat Sulawesi Barat.

"Pertemuan itu jelas jadi peristiwa yang akan berefek baik bagi masyarakat. Apalagi antara Gerindra dan Demokrat ini kan sudah berkoalisi di level pusat, jadi saya kira bukan hal sulit untuk mewujudkan koalisi yang sama untuk Pilgub nanti," sebut Ashar.

Diplomasi meja makan yang dilakoni oleh ABM dan SDK, masih oleh Ashar, sekaligus jadi bukti sahih betapa dua tokoh Sulawesi Barat itu sesungguhnya punya visi yang sama. Tentang arah Sulawesi Barat di masa mendatang, ABM dan SDK jelas punya semangat yang sama.

"Ini juga sekaligus jadi pesan kepada masyarakat Sulbar tentang bagaimana sikap seorang tokoh yang meski punya catatan saling berkompetisi, tapi bisa duduk bersama, makan bersama sambil mendiskusikan apa dan bagaimana membawa Sulbar ke arah yang lebih baik lagi," tutup Muh Ashar.

Bersatunya Dua Kutub Politik Besar di Sulbar

Apapun itu, pertemuan antara ABM dan SDK tersebut tetap mengandung makna bahwa komunikasi politik di antara keduanya memang sedang berjalan, cenderung kian hangat. Bagi Muh Taufik Ikhsan, jika akhirnya akan ada deal politik di antara ABM dan SDK, hal itu merupakan sebuah penegasan tentang bersatunya dua kutub politik besar yang ada di Sulawesi Barat.

Muh. Taufik Ikhsan. (Foto/Istimewa)

"Sepertinya akan ada angin segar yakni bersatunya dua kutub politik besar di Sulbar. Menurut saya, yah memang harus seperti itu. Apalagi saat ini ada banyak penantang baru di kancah politik lokal di Sulbar," kata Taufik, direktur eksekutif Lembaga Observasi Politica (LOPI) Sulawesi Barat itu.

Masih kata Taufik, konsolidasi politik di antara dua kutub politik utama di sulbar itu tak boleh behenti. Apapun deal dari konsolidasi tersebut harus diperoleh dari hitungan politik yang presisi baik dari ABM maupun SDK.

"Memang harus dilakukan (terus konsolidasi). Karena kalau masih tetap hadap-hadapan, bisa saja salah satunya tidak akan mendapatkan apa-apa," dosen ilmu politik Universitas Sulawesi Barat itu menambahkan.

Untuk capaian maksimal di momentum Pilgub 2024 ini, nyaris tak ada pilihan lain bagi kedua sosok itu selain membangun koalisi. Menurut Taufik, ABM jelas punya kesadaran tentang daya gedor politik yang terbilang masih lemah di sejumlah wilayah kabupaten di Sulawesi Barat. Hal yang juga berlaku dan tentu disadari betul oleh politisi sekelas SDK. Saling membutuhkan.

"Sebagai langkah awal, saya rasa itu langkah yang baik dari kedua belak pihak. Artinya ABM tahu kekuatannya bahwa tidak ada pilihan lain untuk tidak berkoalisi dengan SDK. Begitu juga dengan SDK yang sudah tentu menjadikan Pilgub 2017 yang lalu sebagai satu pengalaman tersendiri. Saya melihatnya komunikasi politik antara ABM dan SDK ini kalau pun ujungnya akan ada deal untuk siapapun paket calon gubernur atau calon wakil gubernur yang diusung, itu akan sama-sama menguntungkan," simpul Muh Taufik Ikshsan. (*/Naf)